Sukses


Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (3)

Bola.com, Jakarta Para penggemar sepak bola di Ciputat, Tangerang Selatan, beruntung bisa menyaksikan bintang-bintang ISL beraksi di turnamen antarkampung (tarkam) Bina Jaya Cup 2015. Merogoh kocek pertandingan yang relatif murah, mereka bisa berinteraksi langsung dengan pesepak bola idola, yang selama ini hanya bisa disaksikan lewat layar kaca.

Untuk bisa menonton pertandingan-pertandingan tarkam Bina Jaya Cup 2015, masyarakat cukup merogoh kocek di kisaran Rp 10-12 ribu. Loket penjualan tiket dibuka di dua area pintu masukan Lapangan Latus yang hanya ditutupi pintu bedeng.

Ramdani Lestaluhu dan beberapa pemain ISL lainnya menyiapkan perlengkapan bertanding di dapur rumah warga yang sederhana di  Kedaung Tangerang Selatan. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Layaknya pertandingan sepak bola profesional, pintu masuk area venue pertandingan dijaga oleh aparat keamanan. Pertandingan tarkam yang melibatkan banyak bintang ISL yang satu ini digelar rutin tiap hari pukul 15.00 WIB sepanjang bulan Mei-Juni.

Kesempatan menyaksikan pesepak bola idola terbuka lebar, karena 46 tim amatir berlaga di Bina Jaya Cup. Setiap tim yang mendaftar dikenai biaya ikut turnamen Rp 350 ribu. Tim juara turnamen ini mendapat hadiah Rp 19 juta (total keseluruhan hadiah Rp 50 juta).

Rata-rata pertandingan disaksikan kisaran 1.000 hingga 5.000 penonton. "Makin banyak bintang top yang tampil makin banyak penontonnya. Mereka tidak berasal dari area Ciputat saja, akan tetapi juga dari berbagai tempat di sekitar Jakarta," cerita Ary Voller, Humas Bina Jaya Cup.

Penonton yang datang ke Lapangan Latus mengaku terhibur dengan aksi pemain elite Tanah Air yang berlaga di ajang tarkam yang sudah 19 tahun digelar rutin itu. "Kalau nonton pertandingan ISL kami tidak bisa berinteraksi dengan pemain, karena dibatasi pagar pembatas tribun. Di sini kami bisa bertegur sapa dengan pemain," papar Abdullah, warga Pamulang yang mengaku rutin nonton Bina Jaya Cup hampir setiap hari.

Lapangan Latus tidak memiliki tribun tempat duduk penonton. Masyarakat yang membeli tiket pertandingan menonton berdiri atau duduk lesehan mengitari lapangan. 

Saat jeda pertandingan mereka diberi kebebasan menyerbu ke tengah lapangan untuk bersentuhan dengan bintang-bintang ISL yang bertanding. Pemandangan penonton berselfie bareng dengan pesepak bola top bukan barang aneh di tarkam Bina Jaya Cup.

Ribuan warga berkerumun di area kotak penalti saat tim Panser beradu penalti dengan tim BBC. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Aksi selfie terjadi tidak hanya saat menjelang atau sesudah pertandingan di luar area teknik, tapi juga di saat jeda laga atau saat tim sedang menggelar sesi latihan pemanasan di tengah lapangan.

Para bintang ISL terlihat dengan senang hati menerima ajakan berfoto bareng. "Inilah keunikan bermain di tarkam, kami bisa berinteraksi langsung dengan fan," ujar Ahmad Jufriyanto, bek Persib Bandung yang membela tim amatir Panser FC.

"Saya senang-senang saja diminta foto bareng. Pertandingan yang saya jalani kan hanya untuk senang-senang saja," imbuh Makan Kanote, gelandang serang Persib Bandung yang juga tampil di Bina Jaya Cup membela tim berbeda.

Para pemain sadar pertandingan kelas tarkam berbeda dengan kompetisi profesional. Mereka tidak mengeluh dengan fasilitas seadanya yang disediakan panitia saat bertanding.

Ambil contoh mereka berkumpul dengan penggawa tim di rumah warga yang terletak di dekat area stadion. Beda dengan saat membela klub masing-masing. Biasanya mereka berkumpul di mes atau hotel sebelum menuju lokasi pertandingan.

Warga antusias menonton laga tarkam di Lapangan Latus Kedaung, Ciputat. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Para pemain datang terpisah dengan menggunakan kendaraan pribadi masing-masing. Tidak ada bus antarjemput disediakan pengurus klub amatir yang tampil di Bina Jaya Cup.

Kostum yang dipakai ala kadarnya, tidak disponsori perusahaan apparel top. Saat para bintang mempersiapkan diri sebelum bertanding, pengurus tim hanya menyediakan makanan kampung seperti kue lupis dan teh manis.

Saat berlaga di lapangan, para pemain cadangan yang menunggu kesempatan tampil dikumpulkan di pondokan kayu mirip pos keamanan. Mereka berbaur dengan penonton. "Kami harus panjang senyum ke para penonton. Walau tim kalah harus tetap ramah, karena sejatinya kami dihadirkan sebagai penghibur," kata Ramdani Lestaluhu, gelandang sayap Persija Jakarta yang ambil bagian di Bina Jaya Cup.

Keunikan lain yang ada di Bina Jaya Cup adalah berderetnya warung-warung kopi di sekitar area lapangan. Mereka menyuguhkan makanan ringan ke para penonton. Warung-warung ini kerap disamakan dengan area VIP stadion-stadion besar yang menghelat pertandingan kelas ISL.

Yang menarik pertandingan tarkam yang satu ini ditonton masyarakat kelas sosial yang berbeda. Mulai dari level bawah hingga atas. Bukan pemandangan aneh melihat pengusaha-pengusaha atau pejabat DPRD seliweran di Lapangan Latus.

Mereka ada yang jadi bos dari klub-klub yang bertanding atau sekadar ingin menyaksikan hiburan rakyat. "Saya belum punya tim. Saya kebetulan hobi nonton bola. Melihat tingginya antusisme masyarakat, tahun depan mungkin saya bentuk tim buat tampil di tarkam Bina Jaya Cup," tutur Andra Soni, salah satu anggota DPRD Banten asal Partai Gerindra.

Penonton yang sudah memiliki tiket harus melewati gerbang penjagaan. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Walau berlabel tarkam, turnamen Bina Jaya Cup juga ramai bursa taruhan. Di pinggir lapangan para pejudi sepak bola sibuk memasang taruhan.

Nominal taruhan bervariasi. Mulai Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta. "Prinsipnya buat senang-senang saja, bukan niat cari uang," ungkap Fadli Umar, salah satu petaruh.

Para petaruh yang menang tak segan-segan membagikan bonus ke awak tim yang menang atau pemain yang mencetak gol. Bonus diberikan dengan cara unik seperti menyelipkannya ke kaos kaki pemain. "Makanya rugi kalau jadi pemain cadangan. Kesempatan dapat bonus mencetak gol kecil," ujar Novri Setiawan, gelandang sayap Persija Jakarta yang berlaga di tarkam area Ciputat.

Wajar jika bintang ISL ngebet mencari uang tambahan, mengingat honor mereka bermain di tarkam terhitung kecil. Kita semua berharap situasi yang tidak ideal ini segera berakhir. Sepak bola nasional kembali menggeliat seiring meredanya konflik PSSI-Kemenpora.

Baca Juga:

Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (2)

Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (1)

Tibo-Jupe Bermain Tarkam di Ciputat Diiringi Musik Dangdut

Pemain ISL Ramaikan Tarkam di Ciputat

Nova Zaenal: Bermain Tarkam Bahaya? Itu Anggapan Berlebihan

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer