Bola.com, Jakarta Sekjen PSSI, Azwan Karim menilai tuduhan Lembaga Bantuan Hukum Elsam dan YCJR kalau timnas Indonesia U23 terlibat skandal pengaturan skor di SEA Games 2015 berlebihan. Terlepas dari rasa kecewa Tim Garuda Muda gagal meraih medali emas, semestinya perjuangan anak asuh Aji Santoso tetap mendapat apresiasi.
Penggawa Timnas Indonesia U-23 telah berjuang keras di Singapura. Sejatinya mereka amat terpukul dengan kekalahan telak 0-5 melawan Thailand (semifinal) dan Vietnam (perebutan perunggu).
Advertisement
"Anak-anak sudah berjuang sekuat tenaga, kasihan mereka," tutur Azwan.
Timnas U-23 memiliki hasrat besar mengakhiri dahaga panjang prestasi Indonesia di pentas SEA Games. Terakhir kali pasukan Tim Merah-Putih menjadi juara SEA Games pada edisi 1991.
Di dua SEA Games terakhir pada 2011 dan 2013, Indonesia menjadi finalis. Kegagalan di SEA Games kali ini sama sekali tidak diharapkan.
Isu soal pengaturan skor kian membuat mentalitas penggawa timnas U23 terpukul. Ada kesan perjuangan mereka tidak dihargai. "Kalau memang sudah ada bukti soal match fixing, mari sama-sama memberantasnya," ujar Azwan.
Perwakilan Lembaga Bantuan Hukum Elsam dan YCJR, M. Isnur dalam sesi konfrensi pers di Jakarta Selasa (16/6) siang mengungkap fakta-fakta match fixing yang mereka dapat dari seseorang bernisial BS.
BS yang diklaim mantan pesepak bola yang pernah membela timnas dan kini jadi wiraswasta mengaku memiliki bukti-bukti yang menguatkan kalau Evan Dimas dkk. masuk lingkaran match fixing SEA Games 2015. Bukti-bukti tersebut diakui telah diserahkan ke Bareskrim Mabes Polri.
"Kami dapat bukti tersebut dari klien yang berinisial BS. Dia mantan pemain sepak bola nasional, pelatih, dan saat ini menjadi wiraswastawan," kata Isnur.
Namun, saat diminta detail bukti nyata soal pengaturan skor yang melibatkan timnas U23 di SEA Games 2015 Isnur berkelit, dengan alasan proses hukum.
Baca Juga:
LBH Elsam-YCJR Tuduh Timnas U-23 Terlibat Pengaturan Skor, Bukti?