Bola.com, Palembang - “Menpora dan PSSI harus saling bunuh.” Pernyataan tersebut dilontarkan manajer Sriwijaya FC, Robert Heri sebagai upaya untuk menyelesaikan kisruh sepak bola yang berkepanjangan di Tanah Air saat ini. Menurutnya, dinamika yang terjadi saat ini semakin menunjukkan sulitnya kedua lembaga tersebut untuk menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah dan duduk bersama.
“Jadi harus saling bunuh dan dicari pemenangnya (Menpora vs PSSI-red), harus ada yang kalah, karena apa yang terjadi saat ini sudah jauh dari win-win solution. Malah jika keduanya terus berjalan bersama, penyelesaian akan lebih lama dan susah sekali tercapai,” ujarnya saat ditemui Bola.com Senin (23/6) malam.
Advertisement
Menurutnya, apapun pelaksanaan kompetisi yang coba dibentuk oleh kedua kubu baik Menpora atau PSSI sekarang tidak akan mampu menyelesaikan persoalan yang ada. “PSSI bikin turnamen, Menpora tidak mengeluarkan rekomendasi perizinan. Begitu juga Menpora buat kompetisi, PSSI bilang klub yang mengikuti akan diberikan sanksi. Jadi lebih baik keduanya selesaikan dulu permasalahan sehingga tidak ada korban lain dibalik perseteruan mereka,” keluhnya.
Oleh karena itu, dirinya pun menjelaskan bahwa SFC akan sulit untuk mengikuti pelaksanaan turnamen yang direncanakan akan digelar usai Lebaran nanti. “Mending kedua lembaga tersebut fokus ke upaya penyelesaian masalah terlebih dulu, klub juga percuma mengikuti turnamen apapun jika Menpora–PSSI belum berdamai,” ungkap manajer yang sudah 2 musim memimpin SFC ini.
Pihaknya sendiri juga mengaku sangat kecewa dengan berhentinya aktivitas sepakbola nasional pasca jatuhnya sanksi FIFA akhir bulan Mei lalu. “SFC adalah klub dengan persiapan paling matang menyambut kompetisi musim ini, kita sudah memulai latihan sejak 1 Desember dan menjadi klub pertama yang memulai aktifitas, begitu juga dengan kebijakan transfer pemain, semua sudah dipersiapkan dengan matang,” ungkap Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumsel ini.
Tidak hanya latihan dan transfer pemain, pihaknya juga melakukan persiapan yang sangat baik di sektor keuangan klub. “DP kontrak pemain semuanya sudah kita selesaikan, begitu pun gaji pemain, tidak ada yang telat. Namun begitu, adanya konflik antara Menpora–PSSI, mau tidak mau klub terkena imbasnya dan sekarang sponsor pun sudah menghentikan kucuran dananya,” tambahnya.
Dirinya pun sendiri tidak yakin spirit serupa akan kembali muncul jika konflik sepakbola di Indonesia akan berakhir. “Rasanya akan sulit dan kita perlu waktu untuk mengembalikan semua itu. Tapi seperti di awal tadi mungkin akan lebih penyelesaiannya jika ada pemenang dibalik kisruh Menpora – PSSI ini, karena yang terlihat belakangan ini sudah jauh dari kata-kata musyawarah atau win-win solution,” tutur Heri.
Baca Juga:
Komite Etik PSSI: Tidak Etis Djohar Arifin Mengaku Ketua PSSI