Bola.com, Jakarta - Sepak bola punya banyak aspek, tidak hanya pertandingan di lapangan: menang, imbang, dan kalah, kompetisi, dan bisnis. Namun, sepak bola bisa digunakan sebagai media untuk banyak hal, juga yang bersifat sosial.
UNI Papua, yang dirintis sejak 2010 dan berdiri pada 2012 di Papua, melihat potensi itu. UNI Papua merupakan sebuah komunitas yang aktif menggunakan sepak bola untuk aktivitas sosial, khususnya pembentukan karakter anak usia remaja, kisaran 6-21 tahun baik laki-laki maupun perempuan.
Advertisement
CEO UNI Papua, Harry Widjaja, mengungkapkan lahirnya UNI Papua dilatarbelakangi keinginan menggunakan sepak bola sebagai media mengajak anak usia remaja menjauhi minuman keras (miras), narkoba, pencegahan HIV, hingga seks bebas. Lebih dari itu, UNI Papua hadir pada anak remaja yang memiliki latar belakang masalah dengan keluarga.
"Di komunitas yang berada di Puncak Jaya, hampir 80 persen anggota memiliki trauma karena mereka hidup dalam ketidakamanan. Di komunitas lain, ada yang 80 persen merupakan anak yatim-piatu. Ada pula yang mayoritas korban kekerasan rumah tangga, ditinggal pergi orang tua," kata Harry.
Dalam situasi itu, UNI Papua hadir dengan membawa sepak bola sebagai solusi karena berbagai aspek yang dimiliki sepak bola. "Dalam sepak bola ada football diplomacy (menggunakan sebagai bola sebagai sarana menyelesaikan masalah). Sepak bola juga memiliki aspek kemanusiaan dan empati. Bahkan ada juga football tourism," kata Harry.
Namun, UNI Papua juga memberikan bimbingan bagi anggota dalam komunitas yang memang ingin mengembangkan skill dan talenta untuk jadi pesepak bola.
UNI Papua sudah diakui oleh FIFA yang memiliki program CSR dalam bentuk Football for Hope. UNI Papua tercatat sebagai anggota Street Football World, yang berstatus rekanan FIFA. Selain itu, UNI Papua juga bekerja sama dengan sejumlah lembaga lain seperti Coaches Across Continents (yang bermarkas di Amerika Serikat), International Sports Alliance (Belanda), dan banyak lagi.
Kerja sama dilakukan dalam bentuk pelatihan relawan, sehingga sebelum terjun ke lapangan, para relawan sudah dibekali ilmu yang bermanfaat untuk membimbing para remaja yang tergabung dalam komunitas.
Hingga sekarang sudah ada 28 cabang komunitas UNI Papua di seluruh Indonesia. Meski bernama UNI Papua, komunitas ini hadir di berbagai pelosok Tanah Air. Seperti di NTT, Kalimantan, Sulawesi, Jateng, dan Aceh.
Baca Juga :
Feature : Aktivitas Penggawa Persija Saat ISL 2015 Terhenti