Bola.com, Jakarta - Brisbane Roar bukan klub pertama yang dijual oleh Grup Bakrie. Sebelum memutuskan menjual klub yang tampil di kompetisi kasta elit Australia, A-League itu, keluarga Bakrie sudah lebih dahulu menjual klub Divisi Dua Belgia, CS Vise.
Penjualan klub yang pernah diperkuat Manahati Lestusen, Syamsir Alam, Yandi Sofyan Munawar, Yericho Christiantoko, dan Alfin Tuasalamony itu terjadi pada 13 Mei 2014.
Baca Juga
Rafael Struick Bermain Sekitar 30 Menit, Brisbane Roar Keok di Kandang Melbourne Victory
Rafael Struick Bikin Gol Perdana di Brisbane Roar, Warganet: Yuk Selanjutnya Bobol Gawang Zion Suzuki!
Rafael Struick Perdana Nyekor di Liga Australia, Pelatih Brisbane Roar: Sering Cadangan di Belanda, tapi Makin Oke berkat Timnas Indonesia
Advertisement
Grup bisnis yang didirikan oleh Achmad Bakrie melepas kepemilikan kepada investor yang berasal dari Inggris dan Belgia dan kemudian menunjuk Terry Fenwick sebagai manajer baru mereka.
Bakrie mengakuisisi klub berjuluk Les Oies atau 'Si Angsa' pada April 2011. Grup Bakrie itu pun menempatkan putra sulung Nirwan Dermawan Bakrie yakni Andika Nuraga Bakrie sebagai Presiden klub. Sedangkan posisi Wakil Presiden klub ditempati oleh Rahim Soekasah.
Selama memiliki Vise, Grup Bakrie kerap memberikan kesempatan bagi pemain muda Indonesia yang sempat menimba ilmu di Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Indonesia yang berasal dari Uruguay.
Dari sederet pemain muda yang pernah menimba ilmu di Vise, Alfin bisa dibilang paling bersinar. Hal itu dibuktikan dengan kabar ketertarikan klub papan atas Portugal, Benfica untuk meminangnya tahun 2013. Sayang, karier kapten Timnas U-23 Indonesia itu kini di ujung tanduk pasca didera patah tulang kaki kiri.
Pasca mudiknya para pemain jebolan SAD di CS Vise, aktivitas jalinan kerja sama antara petinggi klub dengan sepak bola Indonesia macet. Bicara prestasi, CS Vise juga tidak menunjukkan tanda-tanda bisa menapaki kompetisi kasta tertinggi Belgia. Klub ini beberapa musim terakhir selalu jadi spesialis papan bawah Divisi Dua Belgia.
Sementara itu, Grup Bakrie akhirnya memutuskan untuk menjual Brisbane karena krisis yang mereka alami. Indikasi ke arah sana terlihat dengan keterlambatan pembayaran gaji selama dua minggu yang dialami pemain dan staf pada Juni lalu.
Selama empat tahun menguasai Brisbane, Grup Bakrie sudah menggelontorkan uang hingga sembilan juta dolar AS namun hal itu tidak dibarengi prestasi yang memuaskan.
"Mr. Nirwan Bakrie sudah setuju untuk menjual Brisbane Roar dalam sebuah kesepakatan yang bisa menjamin para kreditur dibayar serta stabilitas dipulihkan," kata Chris Fong, mantan ketua Brisbane Roar kepada media seperti dilansir The World Game.
Baca juga :
Sergio van Dijk Puji Sepak Bola Thailand Setinggi Langit
Detik-Detik Presiden FFA Tersungkur dari Podium Saat Hendak Menyerahkan Piala
Spaso Tegaskan Komitmen di Persib walau Ditaksir 2 Klub Thailand