Sukses


Ini Dia 5 Pemain Asing Tersukses di Kompetisi Indonesia

Bola.com, Jakarta Saat ini sepak bola Indonesia masih karut-marut buntut dibekukannya PSSI oleh Kemenpora yang ingin memperbaiki sepak bola nasional. FIFA tak kenal ampun dan menjatuhkan sanksi pada PSSI karena menilai pemerintah melalui Menpora, melanggar statuta FIFA.

Meski begitu, sepak bola negeri ini tampaknya masih menjanjikan buat sejumlah pemain asing. Pemain impor ini enggan kembali ke negara asal dan bila keluar, berjanji untuk kembali lagi bila kondisi sepak bola Indonesia membaik.

Kompetisi domestik seolah memang tak bisa dilepaskan dari keberadaan pemain asing. Sejak keran pemain asing dibuka pada era Galatama serta Liga Indonesia musim pertama 1994/1995, ribuan pemain asing mengadu nasib di Indonesia. Namun, hanya segelintir yang pantas masuk dalam "hall of fame" alias daftar pemain asing yang paling ternama, tersukses, dan legendaris karena publik tak asing lagi dengan kiprahnya selama memperkuat klub di Indonesia.

Bola.com mencoba merangkum siapa saja pemain asing paling sukses yang pernah merumput di negeri ini. Anda boleh setuju, boleh juga tidak.

1. Fandi Ahmad

Fandi Ahmad ketika sudah menjadi pelatih.

Fandi Ahmad pernah menjalani trial selama tiga pekan di Ajax. Alih-alih menerima tawaran kontrak tiga tahun dari Ajax, pemain asal Singapura itu menerima kontrak satu tahun yang disodorkan Niac Mitra.

 Bersama Niac Mitra, Fandi berhasil mengukir sejarah dengan membawa klubnya menjadi juara Galatama. Ia jadi pencetak gol terbanyak ketiga di tahun itu dengan koleksi 13 gol. Salah satu penampilan yang dikenang hingga sekarang adalah aksinya kala menyumbang satu dari dua gol kemenangan Niac Mitra pada partai persahabatan kontra Arsenal.

Penampilan apik Fandi diganjar penghargaan warga kehormatan Surabaya oleh pemerintah daerah. Namun, kesuksesan karir Fandi menjadi pemain di Liga Indonesia hanya dirasakan selama satu musim.

Pasalnya PSSI melarang keberadaan pemain asing pada tahun 1983. Sampai akhirnya kembali lagi ke Liga Indonesia pada tahun 2006, bukan menjadi pemain melainkan menjadi pelatih Pelita Jaya.

2. Jacksen Ferreira Tiago

Jackesen F Tiago ketika melatih Timnas Indonesia.

Bagi pecinta sepak bola nasional, sosok yang satu ini tak asing lagi. Pria asal Brasil ini sudah melintang selama 14 tahun di sepak bola Indonesia.

Kehadiran Jacksen di Tanah Air diawali sebagai pemain, pada musim 1994-1995 dengan bergabung bersama Petrokimia Putra. Ketika itu, Jacksen yang berposisi sebagai striker, mampu mengantarkan klubnya menjadi runner-up Liga Indonesia.

Selanjutnya, Jacksen memutuskan hijrah ke PSM Makassar pada musim 1995-1996. Jacksen kembali mengantarkan klub yang dibelanya jadi runner up Liga Indonesia.

Setelah dua kali gagal mengantarkan klubnya jadi juara, Jacksen memutuskan hengkang ke Persebaya Surabaya pada musim 1996-1997. Bersama Bajul Ijo, Jacksen akhirnya merasakan gelar Liga Indonesia. Tidak hanya itu, striker yang haus gol tersebut berhasil mendapatkan predikat pencetak gol terbanyak Liga Indonesia dengan torehan 26 gol.

Sempat hijrah ke Singapura, Jacksen kembali ke Indonesia dan kembali memperkuat Persebaya Surabaya pada musim 1999-2000 dan Petrokimia Putra pada 2001.

Pensiun sebagai pemain, Jacksen melanjutkan kariernya di Indonesia sebagai pelatih. Sejumlah klub merasakan tangan dinginnya, seperti Assyabaab Surabaya, Persiter Ternate, dan Persebaya. Namun, yang paling fenomenal tentu prestasinya melatih timnas senior Indonesia serta mengantarkan Persipura Jayapura meraih tiga kali juara ISL, yakni pada musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.

3. Luciano Leandro

Luciano Leandro ketika meresmikan hotel miliknya di Brasil beberapa waktu lalu. (Item)

Sosok kelahiran Brasil ini begitu lekat dengan PSM Makassar dan Persija Jakarta. Tak salah karena masa keemasan Luciano Leandro terjadi bersama dua klub papan atas Indonesia itu.

Pada 1996, pria yang akrab disapa Lucy tersebut pertama kali merumput di Liga Indonesia bersama PSM Makassar. Luciano merumput bersama Juku Eja selama empat musim. Di musim terakhirnya, Luciano berhasil mengantarkan PSM Makassar menjadi juara Liga Indonesia 1999/2000.

Selanjutnya, Luciano memutuskan hengkang ke Persija pada musim 2000/2001. Bersama Macan Kemayoran, Luciano berhasil membawa Persija jadi juara Liga Indonesia di musim pertamanya.

Setelah itu Luciano beralih profesi jadi pelatih. PSMS Medan pernah dilatihnya dan sekarang, ia disebut-sebut bakal jadi arsitek PSM yang akan turun di Piala Indonesia Satu.

4. Mbeng Jean Mambalou

Mbeng Jean bersama skuat Persija Jakarta musim 1997-1998. (Item)

Namanya mungkin tak sepopuler Jacksen F. Tiago dan Fandi Ahmad. Namun, bagi The Jak Mania, nama tersebut selalu dikenang sampai kapanpun.

Pasalnya, kiper asal Kamerun tersebut memulai kareirnya di Liga Indonesia pada 1997 bersama Persija Jakarta. Selama empat musim membela Macan Kemayoran, Mbeng Jean sukses memberikan gelar perdana Liga Indonesia bagi Persija di musim 2000/2001.

Selanjutnya, kiper yang dikenal bertubuh jangkung dan cekatan tersebut hengkang ke PSPS Pekanbaru selama satu musim dan PSMS Medan selama satu musim berikutnya.

5. Cristian Gonzales

Aksi selebrasi Cristian Gonzales bersama Arema Chronus. (Item)

Di kalangan penggemar olah raga bal-balan di Indonesia, siapa tak kenal dengan Cristian Gonzales? Sosoknya begitu populer berkat kiprahnya yang sensasional di negeri ini. El Loco, begitu publik biasa memanggil, striker bertubuh gempal itu, memulai kariernya di Liga Indonesia pada musim 2003/2004 bersama PSM Makassar. Bersama Juku Eja, Gonzales langsung mencetak 27 gol dan mengantarkan Juku Eja menjadi runner-up Liga Indonesia.

Selepas menjalani masa skorsing akibat memukul ofisial Persita Tangerang, pada 2005 Gonzales melakukan come back dengan membela Persik Kediri. Pada musim perdananya, Gonzales berhasil membawa Persik Kediri jadi juara Liga Indonesia. Bersama Persik Kediri, Gonzales berhasil mencetak 157 gol dari 106 pertandingan selama tiga musim. Banyak yang beranggapan, masa kejayaan Gonzales terjadi di klub berjulukan Macan Putih ini.

Namun, di klub yang dibelanya selanjutnya, seperti Persib dan saat ini Arema Cronus, suami dari Eva Gonzales ini terus membuktikan jadi salah satu pemain "asing" yang layak masuk daftar hall of fame. Tentu, keberadaan Gonzales di daftar pemain asing tersukses di Indonesia ini jadi rancu mengingat sejak 3 November 2010 Gonzales sudah resmi jadi Warga Negara Indonesia.

Tapi yang pasti, Gonzales memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak di Indonesia sepanjang masa. Torehan golnya, sebanyak 224 gol, jauh di atas pemain lain yang berada dalam daftar, semisal Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, Budi Sudarsono, dan Boaz Solossa. Sebagai WNI, striker yang kini berusia 38 tahun itu juga memperkuat timnas senior Indonesia.

Baca Juga :

Air Mata Alfin Tuasalamony Tumpah di Laga Amal #Alfin Bisa

Ini Alasan Persipura Jayapura Tak Ikut Piala Indonesia Satu

Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (1)

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer