Bola.com, Makassar - Usai memperkuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015 Singapura, Manahati Lestusen pulang ke Ambon untuk berkumpul dengan keluarga besarnya. Tak betah menganggur, stoper Barito Putra di ISL 2015 berpetualang ke Makassar.
Manahati tampil memperkuat klub amatir OTP 37 sejak babak 16 Besar Liga Ramadhan 2015. Kenapa Manahati mau menerima tawaran bermain tarkam di Makassar? Apa harapannya buat sepak bola Indonesia? Kepada Bola.com, Manahati menumpahkan perasaannya, usai OTP 37 mengalahkan Putra Banca di semifinal LR 2015, Rabu (15/7/2015) sore. Berikut penuturannya:
Stamina Anda terlihat tetap terjaga meski tidak lagi berkompetisi. Apa yang Anda lakukan selama liburan di kampung halaman?
Baca Juga
Gelar Sholawat dan Doa Bersama, Barito Putera Berharap Meraih Hasil Lebih Baik di BRI Liga 1
Deretan Tim yang Nyungsep dalam 5 Pertandingan Terakhir di BRI Liga 1 2024 / 2025: PSIS Paling Ngenes
Nestapa Eks Kiper Timnas Indonesia Bersama Barito Putera di BRI Liga 1: Harus Hadapi 7 Penalti dalam 10 Laga Pertama!
Advertisement
Saya tetap menjaga kondisi dengan berlatih bersama dengan teman-teman di kampung. Berkumpul dengan keluarga besar membuat mental sebagai pemain kembali bangkit.
Maksudnya?
Kegagalan di SEA Games 2015 sempat membuat mental saya agak terpuruk Apalagi, setelah itu, sebagai pemain, saya tidak bisa membela Barito Putera karena kompetisi ISL 2015 terhenti. Butuh waktu untuk melupakan rasa galau ini.
Lalu kenapa Anda mau menerima tawaran main tarkam di LR 2015?
Sebenarnya saya sempat menolak datang ke Makassar. Tapi, Agung Prasetyo (bek Timnas Indonesia U-23) terus menghubungi dan meyakinkan saya agar mau membela OTP 37. Saya pun akhirnya menerima tawaran OTP 37. Apalagi di Liga Ramadhan banyak juga pemain ISL yang tampil termasuk sahabat saya, Rizky Pellu yang membela Nahusam. Hitung-hitung bisa bersilaturahmi dengan teman-teman dan senior di Makassar.
Anda ke Makassar karena uang saku atau silaturahmi?
Saya tidak munafik butuh uang. Tapi, yang terpenting buat saya adalah bisa kembali bermain bersama tim pada turnamen meski levelnya tarkam seperti Liga Ramadhan 2015. Apalagi, dengan banyaknya pemain ISL ke Makassar, atmosfernya jadi hampir sama. Tinggal, pintar-pintar kita saja untuk jaga kondisi agar tidak cedera.
Apa tanggapan Anda terkait putusan PTUN Jakarta yang memenangkan PSSI?
Ini bukan soal kalah atau menang. Sebagai pemain, kami baru merasa menang kalau bisa kembali bertanding membela klub di kompetisi resmi. Saya berharap ada solusi terbaik buat sepak bola Indonesia pasca keputusan ini. Saya yakin, semua pelaku sepak bola punya harapan sama. Kasihanilah kami pesepak bola muda yang ingin mengembangkan karier di kompetisi dan timnas.
Kembali ke Liga Ramadhan 2015, final Liga Ramadhan digelar Kamis (16/7) Anda berniat berlebaran di Makassar?
Tidak. Sehabis final LR 2015 Kamis sore, malamnya saya langsung ke bandara. Pulang ke Ambon untuk berlebaran bersama keluarga.
Baca Juga:
Wawancara Firman Utina : Kisruh Terus, Kapan Indonesia Bisa Juara
Wawancara Ismed Sofyan: Kini Rajin Olahraga Badminton dan Sepeda
Wawancara Rizky Pellu: Saya Masih Fokus di Sepak Bola