Bola.com, Jakarta Kebanyakan pencinta sepak bola khususnya di kawasan Asia Tenggara hanya mengenal Piala AFF sebagai turnamen yang paling populer di kawasan tersebut. Namun selain kompetisi tersebut, Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) berencana menggelar kompetisi yang bertajuk ASEAN Super League (ASL).
AFF mengaku siap menggelar ASL mulai 2016. Akan tetapi, masih banyak pencinta sepak bola di kawasan ASEAN yang belum mengetahui apa itu ASL. Siapa saja pesertanya dan bagaimana format kompetisinya. Untuk itu, Bola.com merangkum informasi seputar ASL, yang sudah diwacanakan sejak tahun lalu itu.
Baca Juga
Advertisement
ASL digagas sebagai kompetisi yang mempertemukan klub-klub terbaik perwakilan dari negara-negara anggota AFF yang berada di kawasan Asia Tenggara, ditambah dari Australia. Kompetisi tersebut sudah direncanakan akan bergulir pada tahun lalu. Akan tetapi, batal terselenggara, karena Induk Sepak Bola Dunia (FIFA) belum merestui digelarnya ASL.
Setelah hampir menunggu setahun, FIFA akhirnya memberikan restu. Sebelumnya, AFF sudah mengantongi izin dari AFC sebagai konfederasi sepak bola di Asia. AFF lantas berencana menggelar ASL mulai Agustus 2016. Untuk peserta di ASL edisi pertama (2016), setiap negara peserta mendapatkan jatah berbeda untuk mengirimkan klub-klub terbaiknya.
"Ya, ASL berada di trek dan akan berlangsung tahun depan. Kami mendapat lampu hijau dari FIFA. Saat ini kami sedang penjadwalan untuk Agustus 2016," kata Sekjen AFF, Azzuddin Ahmad kepada The Straits Times, Minggu (26/7/2015).
Negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, Myanmar, dan Australia berhak mengirimkan dua klub terbaik ke ASL. Sedangkan negara seperti, Laos, Kamboja, Brunei Darusalam, dan Timor Leste hanya dapat mengirimkan satu klub terbaik.
Namun, AFF belum bisa memastikan bagaimana format kompetisi ASL 2016 karena masih mendiskusikan hal itu dengan FIFA. Kendati, format round-robin sempat dikabarkan akan diterapkan dalam kompetisi elite ASEAN ini. Disebut pula, saat ini AFF masih mengusulkan agar pemenang ASL bisa langsung mendapat slot di babak penyisihan grup Liga Champions Asia (ACL). Di sisi lain, ASL disebut akan bergulir selama 10 bulan sejak kick-off.
Terlepas dari rencana ASL 2016, masalah justru timbul dari Indonesia yang terancam tidak bisa ambil bagian dalam kompetisi tersebut. Pasalnya, sedang disanksi FIFA. Akibatnya, Indonesia tidak bisa mengikuti event-event sepak bola internasional. Hal tersebut diungkapkan langsung CEO PT Liga Indonesia (LI), Joko Driyono.
"Indonesia masih berada dalam posisi sulit, mengingat saat ini sedang mendapatkan sanksi dari FIFA. Kami berharap bisa menjalani diskusi lebih lanjut dengan komite ASL. Masih banyak hal yang perlu dibahas, seperti regulasi kompetisi, serta teknis dan aspek komersial," ujar Joko dikutip dari Straits Times.
Persoalan lain yang masih terus dibahas terkait masalah fasilitas di negara peserta. Bila melihat Singapura, Thailand, Indonesia atau Malaysia, venue untuk menggelar laga ASL tentu sudah tak jadi soal. Hanya, negara seperti Filipina dan Timor Leste masih harus menyamakan infrastruktur dengan negara tetangga khususnya soal stadion.
AFF juga tak ingin ada klub yang mundur di tengah kompetisi gara-gara didera persoalan internal. Itulah mengapa mereka memandang khusus pada persoalan lisensi klub sebelum meloloskan calon peserta. AFF ingin melindungi citra ASL sebagai kompetisi elite ASEAN sehingga tak ingin kemungkinan mundurnya klub mengganggu stabilitas ASL.
Baca Juga :
Indonesia Sulit Ikuti ASL 2016 bila Masih Disanksi FIFA
Hasil Sidang PTUN Pengaruhi Keikutsertaan Sriwijaya FC di PIS