Sukses


Ini Penjelasan Tentang Liga Desa Gagasan Basri

Bola.com, Jakarta - Nama Liga Desa Indonesia (Lidi) mungkin belum sepopuler liga-liga di Indonesia seperti Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama. Jangankan dibanding dua liga profesional itu. Bila dibandingkan dengan Liga Nusantara sekalipun, Liga Desa Indonesia mungkin kalah populer.

Namun, ditengah kekosongan kompetisi resmi di Indonesia, Lidi bisa jadi daya tarik tersendiri untuk memberikan kepuasan dahaga para pencinta sepak bola Tanah Air yang haus akan tontonan pertandingan sepak bola di Indonesia.

Untuk itu Bola.com mencoba memberikan informasi perihal sejarah, para peserta, dan mekanisme format turnamen Lidi ini.

Ketua Umum Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri), Eddy Sofyan, menjelaskan Lidi merupakan turnamen program instan Basri sejak 2006. Lidi merupakan turnamen antarklub desa yang bertanding mewakili desa masing-masing di tingkat kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya, juara dari tingkat kecamatan bisa berpartisipasi di tingkat Kabupaten. Setelah, klub tersebut berhasil menjadi juara di Kabupaten akan bertanding ke tingkat provinsi. Bila berhasil jadi juara di tingkat Kabupaten, klub tersebut nantinya akan mewakili provinsi masing-masing di tingkat nasional untuk memperebutkan Piala Menpora.

"Setelah berjalan selama beberapa tahun, Lidi akhirnya masuk ke tingkat nasional. Namun, akibat pemilihan umum tahun lalu, Lidi tingkat nasional gagal terselenggara dikarenakan izin yang tidak diberikan oleh pihak kepolisian. Setelah izin sudah diperoleh, Lidi tingkat nasional akan terselenggara di Bangka Belitung mulai 4 Agustus 2015," kata Eddy kepada Bola.com, di Jakarta, Senin (27/7/2015).

Selain itu, Eddy menuturkan peserta Lidi untuk tingkat nasional ada 34 klub desa dari 34 provinsi di Indonesia. Namun, sejauh ini baru ada 30 klub yang sudah memastikan untuk mengikuti Lidi.

"Empat klub tersisa masih terkendala soal biaya. Kami menunggu keputusan sampai Rabu (29/7/2015). Nantinya setiap klub akan membawa 22 pemain dengan batas maksimal umur 23 tahun. Akan tetapi dengan kebijakan baru, setiap klub berhak membawa tiga pemain senior asal daerahnya masing-masing dari 22 pemain tersebut. Pemain senior tersebut mencangkup mantan pemain Timnas Indonesia bahkan pemain profesional yang masih aktif bermain," tuturnya.

Terkait format turnamen, Eddy mengatakan, nantinya setiap klub akan dibagi ke dalam delapan grup. Namun, pihaknya menentukan setiap grupnya diisi oleh berapa klub. Bila seluruh target peserta, yakni 34 tim bisa tercapai, artinya ada tim yang berjumlah empat ada pula yang lima tim.

"Juara dan runner-up di fase penyisihan grup akan masuk tahap perdelapan final, lalu ke perempat final, dan semi final dengan memakai sistem gugur dalam satu pertandingan, selanjutnya masuk ke partai final. Mekanismenya mirip Piala Dunia," jelas Eddy.

Baca Juga :

Persiram Raja Ampat Batal Ikuti Piala Indonesia Satu

Empat Klub Jadi Tuan Rumah Piala Indonesia Satu, Ini Alasannya

Sebanyak 12 Klub ISL Pastikan Berlaga di Piala Indonesia Satu

Video Populer

Foto Populer