Bola.com, Jakarta - Harapan penggawa Persija Jakarta mendapatkan hak berupa gaji mereka yang tertunggak pembayarannya belum terealisasi. Rencana pertemuan awak Tim Macan Kemayoran dengan manajemen klub yang direncanakan pada Sabtu (1/8/2015) batal.
Presiden Persija, Ferry Paulus, beralasan manajemen masih menanti kepastian penyelenggaraan Piala Indonesia Satu (PIS) yang namanya kembali jadi Piala Presiden 2015.
Advertisement
Awalnya pihak promotor mengeset event yang diikuti klub-klub Indonesia Super League mulai diputar pada 15 Agustus 2015. Hanya karena jumlah tim kontestan belum memenuhi kuota jadwal diundur menjadi 30 Agustus 2015. Jadwal terbaru yang dipatok Mahaka itu amat mungkin berubah lagi karena hingga saat ini 16 klub yang jadi calon peserta belum semua mengonfirmasikan kepastian tampil di PIS.
"Saya mendapat kabar via pesan singkat SMS dari pelatih kepala, Rahmad Darmawan, yang mengabarkan jadwal pertemuan dengan manajemen Persija berubah antara tanggal 5 atau 6 Agustus. Penundaan atas permintaan Presiden Persija, Ferry Paulus. Apakah nantinya pertemuan itu jadi terselenggara atau tidak, saya juga belum bisa memastikan," tutur Satia Bagdja, asisten pelatih Persija ke Bola.com.
Penundaan ini semakin membuat suasana hati elemen tim kian galau. Mereka tidak tahu kapan tunggakan gaji manajemen akan dilunasi. Rata-rata anggota tim gajinya belum dibayar tiga sampai empat bulan (interval Januari-April 2015). Ada di antara mereka bahkan belum menerima uang muka kontrak.
Manajemen Persija berkilah kalau mereka tidak punya uang karena kompetisi ISL 2015 terhenti akibat konflik PSSI kontra Kemenpora. Pendapatan dari sponsor dan tiket pertandingan pun macet.
Pada Mei silam, anggota tim sempat bertemu dengan manajemen. Pertemuan dengan agenda membahas pemutusan kontrak dan pembayaran utang gaji menemui jalan buntu. Para pemain dan ofisial menolak tawaran manajemen yang hanya mau membayar 25 persen dari total utang mereka.
Pada pertemuan kali ini selain membahas soal utang gaji, petinggi klub berencana kembali menyatukan seluruh elemen tim untuk keperluan tampil di turnamen PIS. Diprediksi rapat tertutup tersebut akan berjalan alot, karena sebagian besar pemain menolak kembali membela Tim Macan Kemayoran jika sangkutan utang gaji belum diselesaikan secara tuntas.
Satia Bagdja mengaku pusing dengan situasi yang terjadi di Persija. "Kasus utang gaji seperti ini berulangkali saya alami. Sampai saat ini Arema Cronus dan Pelita Jaya juga masih berutang gaji ke saya. Saya berulangkali menagih, namun tak kunjung dibayar," tutur asisten pelatih yang juga dosen di UNJ tersebut.
Satya mendamping Rahmad Darmawan di Pelita Jaya pada musim 2013 dan kemudian pada musim selanjutnya di Arema Cronus. "Untung saya masih aktif mengajar. Kasihan teman-teman lain yang benar-benar mengandalkan hidup dari bermain dan melatih sepak bola," ujar Satya dengan nada frustrasi.
Baca Juga:
Pemain dan Pelatih Mau Membela Persija di Piala Indonesia Satu?