Bola.com, Sidoarjo - Sepak bola sudah menjadi bagian hidup Uston Nawawi. Karena itu, menjelang masa pensiunnya, eks pemain Timnas Baretti dan Persebaya Surabaya itu tak bisa lepas dari si kulit bundar meski sudah memiliki kesibukan lain di luar sepak bola.
Apa saja yang dijalani Uston dalam kesehariannya? Berikut penuturan salah satu gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Persebaya dan juga timnas Indonesia ini kepada Bola.com:
Apa kegiatan Anda saat ini?
Advertisement
Setiap Senin-Kamis saya latihan dengan Deltras. Kemudian Rabu, Jumat, dan Sabtu melatih akademi Real Madrid. Di sela-sela itu, banyak kegiatan yang saya lakukan juga.
Kenapa frekuensi latihan Deltras sekarang berkurang? Dari empat hari menjadi dua hari.
Manajemen memutuskan supaya latihan dikurangi karena belum ada kepastian kapan kompetisi diputar.
Lantas kapan waktu untuk mengurusi restoran?
Di sela-sela kegiatan sepak bola, saya tetap mengurusi restoran. Malah, hampir setiap pagi saya belanja bahan masakan untuk restoran. Saya belanja sendiri karena saya harus pastikan semua bahannya kualitas nomor satu.
Bagaimana dengan waktu untuk keluarga? Apa tidak terganggu dengan segudang aktivitas yang Anda jalani?
Saya rasa ada banyak waktu untuk keluarga. Sebab waktu saya latihan di Deltras hanya dua jam saja, begitu juga saat melatih di Real Madrid. Saat di restoran, mereka bisa bebas ikut dengan saya ke sana.
Bagaimana pendapat Anda soal kondisi sepak bola saat ini?
Kondisi ini sangat buruk. Ini masa paling suram bagi sepak bola dan pelaku sepak bola Tanah Air. Apalagi bagi mereka yang menggantungkan hidup sepenuhnya di bola.
Bagaimana Anda menanggapi vakumnya kompetisi?
Kalau saya tidak terlalu jadi masalah. Karena saya masih memiliki restoran yang bisa menghasilkan uang, meski tak sebanyak kalau kompetisi diputar.
Harapannya bagaimana?
Tentu saja saya ingin kompetisi kembali bergulir karena saya sangat prihatin dengan kondisi orang-orang yang menggantungkan hidupnya di sepak bola. Saat ini banyak orang bola yang menjadi pengangguran, nasibnya tidak jelas karena situasinya seperti ini.
Menurut Anda bagaimana cara penyelesaiannya?
Jangan ada yang merasa paling benar. Semua pihak harus membuang egonya dan mau duduk bersama dengan kepentingan yang sama, memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia. Karena dengan kondisi sepak bola saat ini, terlalu banyak orang yang tak bersalah jadi korban.
Baca juga :
Wawancara Evan Dimas: "Saya Latihan Terus dan Belajar Masak"
Wawancara Eksklusif Bintang Ajax Berdarah Indonesia
Wawancara Victor Igbonefo: Murni Ingin Main, Bukan Soal Gaji