Bola.com, Bangkalan - Keikutsertaan di Piala Kemerdekaan membuat klub peserta kembali mengumpulkan pemain. Pasalnya, saat kompetisi ISL terhenti dan Divisi Utama 2015 batal digulirkan, mayoritas klub memutus kontrak pemain. Para pemain dan tim pelatih pun dirumahkan.
Jelang Piala Kemerdekaan, mereka mendapat panggilan untuk kembali berkumpul dan membela klub. Klub pun sudah menyiapkan mekanisme pembayaran bagi pemain yang dipanggil itu.
Advertisement
Persepam Madura Utama dan Persatu Tuban misalnya. Kontestan Piala Kemerdekaan asal Jatim itu memberlakukan sistem kontrak dan pembayaran sama seperti yang diterapkan di kompetisi reguler. Hanya, besarannya saja yang berbeda.
Di Persepam MU, para pemain sebesar 25 persen dari total nilai kontrak dibayar di depan, sisanya dibayarkan setelah selesai turnamen.
"Kami samakan dengan kompetisi supaya mudah pembayarannya. Pemain pun tidak ribut menghitungnya," jelas Nadi Mulyadi, asisten manajer Persepam.
Persepam merekrut sebagian besar pemain yang diproyeksikan untuk Divisi Utama lalu. Dari 22 pemain yang dikontrak, Persepam hanya menambah tiga pemain dari klub lain, yakni Lucky Wahyu, Rasmoyo, dan Qischil Gandrum Minny.
Sedikit berbeda dengan Persatu Tuban. Tim berjulukan Laskar Ronggolawe itu menggunakan sistem kontrak. Hanya, sesuai kesepakatan dengan pemain, seluruh uang kontrak dibayarkan setelah turnamen selesai.
Karena terkait target tinggi yang mereka canangkan, juara Piala Kemerdekaan, tim ini merekrut enam pemain baru yang akan dikombinasikan dengan pemain Persatu yang diproyeksikan untuk Divisi Utama lalu.
Enam pemain itu terdiri dari Danu Rosade (Persela), Dicky Firasat (Persiba Balikpapan), Merry Siswanto (Pusam Borneo FC), Dwi Kuswanto dan Jajang Paliama (Persepam MU), dan pemain asal Mataram Anang Hafizul.
"Kami datangkan pemain-pemain ISL karena lawan-lawan kami cukup berat. Demi target juara, apapun kami tempuh, termasuk jika harus belanja pemain berkualitas," terang Fahmy Fikroni, manajer Persatu.
Baca juga :
Tampil di Piala Kemerdekaan, Persinga Pinjam Pemain Sayap PSIS