Bola.com, Kediri - Penghentian kompetisi Divisi Utama 2015 akibat konflik PSSI dengan Menpora Imam Nahrawi membuat semua pelaku sepak bola nasional kecewa. Ini juga dialami Persepam Madura Utama (PMU). Padahal klub yang tahun ini terdegradasi dari kasta tertinggi ISL ini sangat serius membangun tim yang saat itu diarsitek Widodo Cahyono Putro.
Selain kemasygulan secara teknis, sebenarnya klub milik Said Abdullah ini telah menginvestasikan dananya untuk membeli sebuah bus mewah produksi 2015. Bus merek Hino itu berkapasitas 7.000 cc. Bus tersebut dicat dengan warna dominan merah tua bertuliskan Laskar Sape Ngamok, julukan PMU.
Advertisement
“Karena kompetisi berhenti, praktis kami belum pernah memanfaatkannya. Baru pemusatan latihan di Kediri ini, bus tersebut keluar kandang. Armada ini investasi jangka panjang CEO Said Abdullah. Ini sebagai bukti, kami sangat serius mengelola sepak bola secara profesional,” ungkap Nadi Mulyadi, asisten manajer PMU.
"Sebenarnya kami bisa saja menyewa bus untuk TC dan pertandingan di Madiun. Tapi, kami ingin para pemain merasa nyaman di perjalanan dengan aroma bus baru. Bus ini baru lima bulan ini kami miliki. Jadi baunya masih khas pabrik," tambah Nadi.
Saking seriusnya, sesungguhnya tahun ini bakal dijadikan kebangkitan Laskar Sape Ngamok untuk kembali ke kancah Indonesia Super League. Kendati begitu, keikutsertaan mereka di Turnamen Piala Kemerdekaan tetap dianggap sebuah target serius. Makanya, manajemen menerapkan sistem kontrak kepada pelatih dan pemain.
“Turnamen ini tetap penting bagi kami. Kami ingin menambah trofi juara sebagai koleksi di lemari. Soal kontrak, durasinya untuk satu turnamen Piala Kemerdekaan. Nilai kontrak mereka tak perlu dipublikasikan. Hampir semua pemain lama bertahan. Jadi Anda bisa simpulkan sendiri bagaimana kami menghargai kemampuan mereka,” ujar Nadi Mulyadi.
Baca Juga:
Persepam MU-Persatu Kompak Tetap Latihan Jelang Piala Kemerdekaan
Persepam MU Gelar Latihan Perdana di Pamekasan
I Gede Sukadana Gundah: ke Persepam MU atau Bertahan di Arema?