Sukses


Suharno: Kesayangan Aremania, Pahlawan Arema dan Keluarga

Bola.com, Malang - Kepergian untuk selamanya pelatih Arema Cronus, Suharno, membuat banyak orang kehilangan. Bukan hanya keluarga almarhum, tapi juga CEO Arema, Iwan Budianto. Iwan menilai Suharno merupakan salah satu pelatih terbaik yang pernah dimiliki Arema.

"Beliau adalah pahlawan Arema dan keluarganya. Meninggal saat berbaju Arema dan sedang bekerja untuk keluarganya," kata IB, sapaan akrab Iwan Budianto.

Dedikasi Suharno untuk Arema sangat tinggi. Dengan kondisi apapun dia masih menyempatkan diri untuk melatih tim. "Ketika sepak bola Tanah Air sesulit ini, beliau salah satu yang meyakinkan saya untuk tetap jalan bersama di Arema," kenangnya.

Sebenarnya Suharno mengaku kesehatannya sedikit terganggu sejak seminggu terakhir. Ketika HUT ke-28 Arema pada 11 Agustus 2015, mantan pelatih Persiwa Wamena dan Persis Solo itu sempat mengeluhkan tidak enak badan.

Saat meeting menjelang pertandingan melawan Persib 11 Agustus lalu, Suharno sempat terlambat meeting karena sedikit sakit. Tapi, pelatih asal Klaten, Jateng itu, tetap saja datang ke lapangan dengan kondisi kurang sehat.

"Banyak kenangan yang kami lalui bersama. Termasuk kecewa bersama saat di Palembang akhir tahun lalu (kalah di semifinal ISL). Itu salah satu momen yang paling saya ingat," ungkap IB.

Suharno meninggal karena serangan jantung saat perjalanan pulang dari memimpin latihan di Stadion Kanjuruhan Rabu (19/8/2015) sore. Suharno sempat dilarikan ke Puskesmas Pakisaji, namun nyawanya tak tertolong lagi.

Aremania langsung mendatangi Puskesmas Pakisaji di Kabupaten Malang, begitu mendengar pelatih kesayangan, Suharno, meninggal dunia pada Rabu (19/8/2015) sore. (Bola.com/Kevin Setiawan)

Kabar duka pukul 19.45 WIB itu begitu cepat menyebar, termasuk di kalangan Aremania. Tak pelak, Puskesmas Pakisaji dibanjiri ratusan Aremania yang ingin menyaksikan untuk terakhir kalinya pelatih kesayangan mereka.

"Coach Harno memang pelatih yang sangat dekat dengan suporter. Di mana pun Aremania ingin bertemu, dia selalu bisa menyediakan waktu," kata Media Officer Arema, Sudarmaji.

Kenyataan itu terbukti di lapangan. Ketika sejelek apapun performa tim saat pertandingan, tidak ada protes yang muncul dari suporter. Padahal pelatih-pelatih sebelumnya kerap diprotes suporter ketika performa tim jelek. "Almarhum memang sangat dekat dengan siapapun. Tidak pernah beliau menolak kalau diajak bertemu," kata Sutikno, Aremania yang berasal dari Blitar.

Saat jenazah diberangkatkan dari Puskesmas Pakisaji menuju ke Desa Mandesan Kecamatan Selopuro, Blitar pukul 22.00 WIB Rabu malam, Aremania mengikuti dengan menggunakan sepeda motor. "Baru kali ini saya melihat pelatih yang sangat dekat dengan Aremania. Saya kaget juga banyak sekali yang datang ke Puskesmas untuk melihat jenasah," kata IB.

Sifat ramah Suharno dikenal Aremania secara luas. Saat melakoni laga tandang, selelah apapun Suharno masih bersedia menemui Aremania yang memberikan sambutan kepada tim yang baru tiba. Prinsipnya memang almarhum bekerja di Arema juga untuk menyenangkan Aremania.

Baca Juga :

Kabar Duka, Pelatih Arema Cronus Suharno Meninggal Dunia

Cari Pengganti Dani dan Sengbah, Arema Seleksi Tiga Pemain Lokal

Tak Ada Kompetisi, Aremania bak Mati Suri

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer