Bola.com, Padang - Terhentinya Indonesia Super League (ISL) 2015 bukan saja berdampak terhadap klub, wasit atau pun segala yang terlibat didalamnya. Efek bola saju juga dirasakan masyarakat yang menggantungkan nasibnya dari bergulirnya kompetisi kasta teratas Tanah Air itu.
Bagi Vera (34), bergulirnya kompetisi ISL menghadirkan dampak besar bagi perekonomian keluarganya. Dengan hanya menopangkan nasib sebagai penjaja keliling,
penuhnya tribun Stadion H. Agus Salim menjadi jaminan baginya untuk mendapat nafkah lebih.Tak mudah baginya untuk bisa sampai ke stadion.
Advertisement
Vera harus menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer dari rumahnya yang berada di Lubuk Alung, atau sekitar satu jam perjalanan untuk bisa sampai ke stadion kebanggan Urang Awak. Itu pun harus membawa bakul yang berisi beberapa jajanan seperti telur asing, tahu goreng, pisang rebus tebu, telur puyuh rebus dan lainnya.Kepada
Bola.com, Vera mengaku jika Semen Padang bermain, penghasilan bersihnya bisa mencapai Rp 300 ribu. Bahkan bila Kabau Sirah menghadapi klub-klub
besar seperti Arema Cronus, Persib Bandung, dan Persija Jakarta, penghasilannya pun meningkat, bisa mencapai Rp 500 ribu perpertandingan.
"Penghasilan itu rata-rata juga diperoleh pedagang lain yang jumlahnya bisa mencapai 50 orang saat Semen Padang main," ujarnya Vera, Jumat (21/8/2015).
Nominal itu sangat besar baginya. Berbeda jika PSP bertanding atau hanya berjualan diselingkaran GOR Agus Salim yang rata-rata perharinya hanya
bisa mengumpulkan rupiah Rp 50 ribu. Ibu tujuh anak itu menuturkan kompetisi ISL baginya sebuah berkah.
Selain bisa menyanggah biaya hidup sehari-hari, hasil yang diperoleh sebagian besar dimanfaatkan untuk biaya sekolah tujuh putra-putrinya."Sekarang
saya pusing, penghasilan tak menentu. Kadang pulang modal, tak jarang merugi karena, barang yang yang di jual hari ini tak bisa lagi dijajakan
esok hari," jelas Vera yang biasa berkeliling di tribun utama itu.
Meski tak begitu tahu dengan polemik sepakbola nasional yang berujung terhadap berhentinya kompetisi, Vera berharap ISL kembali bergulir
sehingga stadion ramai kembali.
"Kami memang tak paham mengapa kompetisi terhenti, namun satu hal saja yang kami inginkan, semoga dalam waktu yang tak terlalu lama pertandingan kembali bergulir," ujarnya.
Kegelisahan sang ibu juga dirasakan seluruh elemen tim Semen Padang. Sejatinya mereka rindu bertanding. Namun apa mau dikata konflik panas antara PSSI dengan Menpora, Imam Nahrawi, membuat kompetisi ISL macet pelaksanaannya.
Semen Padang sendiri memutuskan membubarkan tim. Mereka bahkan tidak ikut serta dalam turnamen garapan Mahaka, Piala Presiden 2015, yang diikuti tim-tim pesaing mereka di kompetisi kasta elite.
"Saya pribadi sebagai pelatih berharap konflik segera berakhir agar aktivitas sepak bola nasional bisa kembali berjalan normal lagi," tutur Nilmaizar, pelatih Semen Padang.
Baca Juga:
Tiga Pemain Semen Padang Merapat ke Mitra Kukar
Sriwijaya FC Inginkan Duo Pemain Asing Semen Padang?
"ISL 2015-2016 Akan Hadapi Banyak Kendala bila Digelar Oktober"