Bola.com, Madiun - Laga panas antara Persebo Jaya Bondowoso kontra Madiun Putra FC (MPFC) yang berakhir 0-0 di Stadion Wilis Madiun, Minggu (23/08/2015) malam, diwarnai kericuhan. Kepemimpinan wasit Muklis Ali Fatoni dan para asistennya mengecewakan kedua pihak.
Insiden aneh pun terjadi pada menit ke-77. Muklis tiba-tiba jatuh tersungkur saat dirinya dikerubuti pemain MPFC yang melakukan aksi protes. Benarkah aksi wasit asal Kendal ini disengaja alias sandiwara belaka?
Baca Juga
Advertisement
Jawaban didapat saat Bola.com menghampiri Muklis Ali Fatoni seusai pertandingan. Sebuah kalimat yang mengejutkan mencuat dari sang pengadil saat ditanya kenapa dirinya jatuh: “Memang pemain saja yang bisa diving?”
Bola.com membuntuti dan ingin tahu apa maksud ucapannya itu. Namun, Muklis langsung masuk ke dalam mobil yang membawa rombongan perangkat pertandingan ke hotel.
Diving merupakan tindakan tak sportif yang biasa dilakukan pemain untuk menarik perhatian wasit agar memberi hukuman pelanggaran, baik tendangan bebas maupun penalti.
Namun, anehnya kini yang melakukan adalah seorang wasit, yang berharap menarik perhatian publik. Diving yang dilakonkan Muklis terasa merugikan bagi para pemain MPFC. Ada kesan mereka melakukan aksi kekerasan ke sang wasit.
Dino Safriyanto, pelatih MPFC, sewot dengan aksi pura-pura Muklis. “Saya tak pernah mengajari pemain untuk memukul siapa saja, baik pemain lawan maupun wasit. Sejak awal saya tak yakin kalau anak-anak memukul wasit hingga terjatuh tadi,” kata Dino dengan mimik muka memerah.
Laga Persebo Madiun Putra memang berlangsung dalam tensi panas. Sebelumnya, asisten wasit, Iwan Suryono juga dikeroyok pemain dan ofisial MPFC pada menit 61. Bahkan, Iwan sempat dikejar-kejar hingga meja pengawas pertandingan.
“Wasit-wasit itu harusnya malu. Malu pada negara, malu pada Tuhan. Bagaimana sepak bola Indonesia bisa maju kalau wasit seperti ini masih memimpin pertandingan resmi?” teriak Dino Safriyanto seusai laga.
Mantan asisten pelatih Jaksen F. Tiago di Persebaya Surabaya tersebut merasa gusar. Pasalnya, ia menilai beberapa kali keputusan wasit tak sesuai aturan main sepak bola. “Saya punya lisensi AFC, jadi tahu aturan sepak bola. Lha ini kok sepertinya wasit bikin aturan sendiri. Di babak pertama, berapa kali lawan off-side dilepas. Apa maunya mereka?” kata Dino.
Pelatih Persebo Jaya Bondowoso, Agus Winarno, juga memendam kekecewaan. Hanya saja Agus terlihat lebih tenang. Ya, bisa jadi karena memang tim asuhannya tidak punya peluang lolos ke babak 8 besar Piala Kemerdekaan.
"Saya senang karena anak-anak bisa menjegal langkah tuan rumah ke delapan besar,” ucap Agus Winarno.
Baca Juga:
PSS Sleman Tampil Ala Kadarnya Gara-gara Match Fee Telat
Piala Kemerdekaan: PSS Merasa Dirampok Wasit
Lagi, Pemain Persepam MU Dirayu Kontestan Piala Presiden
Pemain Satu Ini Curhat Honornya Ditunggak di Piala Kemerdekaan