Sukses


Adu Tajam Empat Striker di Grup D Piala Presiden

Bola.com, Jakarta - Kurang dari satu hari, babak penyisihan pergelaran Piala Presiden 2015 bakal dimulai. Sebanyak 16 tim bersaing di empat kota berbeda Bandung (Grup A), Malang (Grup B), Bali (Grup C), dan Makassar (Grup D).

Grup D jadi salah satu grup yang dinilai memiliki tensi persaingan terkeras. Empat tim yang menghuni grup tersebut PSM Makassar, Gresik United, Pusamania Borneo FC (PBFC), dan Persipasi Bandung Raya (PBR), dinilai banyak pengamat memiliki kekuatan yang relatif setara.

Keempat klub memiliki pemain yang jadi kartu truf. Mereka akan sangat diandalkan saat mengarungi laga-laga keras dengan tekanan tinggi. Calon bintang di Grup ini kesemuanya berposisi sebagai striker.

Siapa saja mereka? Berikut ulasan empat calon bintang lapangan Grup D yang telah disusun oleh Bola.com:

1. Ferdinand Sinaga (PSM Makassar)

Nama Ferdinand Sinaga sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta sepak bola Tanah Air. Striker berdarah Sumatera Utara ini salah satu juru gedor paling tajam di Indonesia saat ini.

Kemampuannya mengelabuhi pemain belakang plus kecepatannya dalam mendribel bola jadi kelebihan sang pemain. Striker berumur 26 tahun tersebut juga dikenal mempunyai tandukan yang mematikan.

Dengan kemampuannya tersebut, pemain berjulukan The Dragon sudah membuktikannya dengan berbagai torehan prestasi. Ferdinand Sinaga berhasil membawa Persib Bandung ke tangga juara ISL 2014. Selain itu, The Dragon juga berhasil menyabet gelar pemain terbaik ISL.

Sebelumnya pada 2012, ia juga jadi sukses mempersembahkan gelar juara Indonesia Premier League buat Semen Padang. Ferdinand jadi Top Scorer kompetisi dengan lesakan 21 gol.

Ferdinand Sinaga, penyerang dengan kemampuan lengkap yang jadi andalan PSM Makassar. (Bola.com/Kevin Setiawan)

Di Timnas Indonesia, Ferdinand terhitung pemain yang kerap wira-wiri di Tim Garuda setidaknya empat tahun terakhir. Ia jadi bagian dari skuat Timnas Indonesia U-23 yang meraih medali perak di SEA Games 2011 di Jakarta.

Musim 2015 ini sebenarnya Ferdinand membela Sriwijaya FC. Namun, belum sempat sang predator menujukkan sinar kebintangannya kompetisi kasta elite harus terhenti imbas konflik PSSI kontra Kemenpora.

Merasa sudah menjadi pemain bebas kontrak The Dragon (julukan Ferdinand Sinaga), sempat hijrah ke Persiwangi Banyuwangi saat berlaga di turnamen pengisi waktu kosong kompetisi Sunrise of Java Cup 2015.

Keputusan berani diambil Ferdinand dengan enggan kembali ke Sriwijaya FC di turnamen Piala Presiden 2015. Ia lebih memilih mendarat di PSM Makassar, klub yang bermarkas di kota kelahiran istrinya.

Buat Tim Juku Eja kedatangan Ferdinand menjadi berkah. PSM yang tak punya stok striker haus gol ketiban durian runtuh dengan bergabungnya Ferdinand.

Pelatih PSM, Assefaf Razak secara terang-terangan menyebut Ferdinand Sinaga figur kunci di timnya. Ia bisa memuluskan dirinya mengusung berbagai skema menyerang. Ya, sebagai seorang penyerang Ferdinand bisa dimainkan sebagai target man atau melebar di kedua sisi sayap. Kelengkapan yang jarang dimiliki pemain lainnya.

Data-Diri

Nama: Ferdinand Alfred Sinaga

Lahir: Bengkulu, 18 September 1988 (26 Tahun)

Posisi: Striker

Karier Klub: Persibat Batang (2006-2007); Persikab Bandung (2007-2008); Pelita Jaya Purwakarta (2008-2009); PPSM Sakti Magelang (2009-2010); Persiwa Wamena (2010-2011); Semen Padang (2011-2012); Persisam Putra Samarinda (2012-2013); Persib Bandung (2013-2014); Sriwijaya FC (2014-2015); Persiwangi Banyuwangi (2015); PSM Makassar (2015).

Karier Timnas :  U-23 SEA Games (2011); Kualifikasi Piala Dunia (2014)

2. Yongki Aribowo (Persipasi Bandung Raya)

Nama Yongki Ariwibowo mulai menarik perhatian publik sepak bola Tanah Air saat dirinya membela Persik Kediri U-21 tahun 2008. Selama dua tahun di Tim Macan Putih Yongki mencetak total 16 gol.

Di ISL musim 2009-2010 ia naik kelas ke tim utama Persik. Tampil di 19 laga penyerang berusia 25 tahun itu mengoleksi tujuh gol. Jangan heran kemudian Yongki dirilik Alfred Riedl untuk membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2010.

Sayang, cedera lutut kambuhan di Arema pada musim 2011 membuat nama Yongki meredup. Ia jarang dapat kesempatan bermain. Penyerang pemuja sosok Filippo Inzhaghi akhirnya menyeberang ke Persisam Samarinda.

Sayang di ISL 2011-2012 ia gagal unjuk ketajaman. Tampil di 30 laga bersama Tim Pesut Mahakam ia hanya mengoleksi empat gol. Persisam memilih memutus kontrak sang pemain. Beruntung sesama klub Pulau Borneo lainnya, Barito Putera masih mau menampung dirinya.

Ngenesnya selama dua musim di Barito, Yongki juga kurang produktif. Walau begitu, jika dalam kondisi fit ia selalu jadi pilihan utama pelatih, Salahuddin.

Yongki Aribowo, jika dalam kondisi fit ia penyerang Persipasi Bandung Raya yang patut diwaspadai para pesaing. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Salahuddin mengaku suka dengan gaya bermain Yongki. Ia mungkin tidak terlihat produktif, tapi agresivitas permainannya di sektor depan membantu skema ofensif Barito.

Asa kebangkitan diusung Yongi di Persipasi Bandung Raya. Ia merasa yakin kemampuan terbaiknya akan bisa keluar di bawah asuhan Dejan Antonic, pelatih yang dikenal ulung memotivasi dan pintar menilai kualitas pemain. Sayang, kompetisi ISL 2015 yang jadi wadah bagi Yongki unjuk gigi penyelenggaraannya terhenti.

Beruntung, setelah empat bulan tak turun gelanggang PBR jadi salah satu klub ISL yang jadi kontestan Piala Presiden 2015. Yongki berharap bisa unjuk ketajaman di klub berjulukan Tim Pasudan tersebut. Jika berada di level permainan terbaik Yongki akan jadi momok menakutkan bagi bek-bek tim pesaing di penyisihan grup.

Data-Diri

Nama: Yongki Ari Wibowo

Lahir: Tulungagung, 23 November 1989

Posisi: Striker

Karier Klub: Persik Kediri (2009-2010); Arema Indonesia (2010-2011); Persisam Putra Samarinda (2011-2012); Barito Putera (2012-2014); Pelita Bandung Raya (2014-sekarang).

Karier Timnas: Timnas Indonesia U-23 (2009); Timnas Indonesia (2010-sekarang).

3. Jajang Mulyana (Pusamania Borneo FC)

Jajang Mulyana yang dibina Pelita Jaya digadang-gadang jadi striker top Indonesia berkelas seperti figur Kurniawan Dwi Yulianto atau Bambang Pamungkas. Posturnya mendukung tinggi besar. Modal bagus untuk bertarung duel-duel udara.

Pelita mengirim sang pemain untuk berguru di klub Brasil, Boavista FC selama setahun pada tahun 2008-2008. Sayangnya, pasca dari Negeri Samba karier Jajang seperti macet.

Ia gagal menunjukkan performa terbaiknya. Tak heran ia lebih sering jadi pemain serep yang sering menghuni bangku cadangan. Pada musim 2011 Pelita memilih menepikan sang Jajang.

Penyerang yang punya gaya khas kepala pelontos itu kemudian mencoba keberuntungan di Sriwijaya FC. Namun, di Tim Laskar Wong Kito ia juga gagal berkembang.

Potensi terbaiknya baru terlihat saat berkiprah di Mitra Kukar. Selama tiga musim interval 2011-2014 Jajang terlihat produktif.

Keputusan Jajang hengkang dari Mitra agak mengejutkan, mengingat petinggi klub sebenarnya masih menginginkan ia bertahan di Tenggarong. Jajang yang mengaku ingin cari tantangan baru memilih klub promosi ISL, Pusamania Borneo FC.

Di ajang Piala Presiden, striker yang akrab disapa Jamu tersebut merupakan salah satu pemain depan yang patut diwaspadai lini belakang lawan-lawan  PBFC di Grup D. Jika dalam kondisi prima striker berumur 26 tahun tersebut raja gol dengan senjata andalan tandukan serta tembakan keras jarak jauh yang mengejutkan.

Jajang Mulyana, mengusung asa kebangkitan di Pusamania Borneo FC. (Istimewa)

Kini, Jamu akan menjadi andalan PBFC di Piala Presiden. Pelatih PBFC, Iwan Setiawan menaruh harapan besar kepada striker kelahiran Sumedang tersebut. PBFC berharap Jamu bisa mencetak gol sebanyak-banyaknya untuk membawa Pesut Etam meraih kemenangan, sehingga bisa lolos ke babak penyisihan Grup D turnamen gagasan Mahaka Sport and Entertaiment tersebut.

Data-Diri

Nama: Jajang Mulyana

Lahir: Sumedang, 23 Oktober 1988 (26 Tahun)

Klub: Pusamania Borneo FC (PBFC)

Posisi: Striker

Karier Klub: Pelita Jaya (2006-2008); Boavista FC (2008-2009); Pelita Jaya (2009-2010); Sriwijaya FC (2011); Mitra Kukar (2011-2014); Pusamania Borneo FC (2015).

Karier Timnas: Indonesia U-21 Piala Kemerdekaan (2008)

4. Yusuf Effendi (Gresik United)

Mungkin nama Yusuf Effendi tidak sepopuler Yongki Ari Wibowo, Jajang Mulyana, dan Ferdinand Sinaga. Ia tak pernah bergabung di klub elite.

Kiprah profesionalnya dimulai di klub Divisi Utama, Pro Duta setahun silam, setelah sebelumnya lebih sering bermain di level kasta bawah. Namun, Liestiadi sama sekali tidak ragu mengandalkannya jadi juru gedor Gresik United bareng bomber asing asal Kamerun, Dzumafo Herman.

Pemain berdarah Banyuwangi tersebut disebut Liestiadi pemain cerdas. Ia jago dalam penempatan posisi. Dalam momen tertentu ia bisa jadi pemain pemutus kebuntuan.

Yusuf Effendi

Liestiadi yakin anak asuhnya yang satu ini akan bersinar di Piala Presiden. Gaya mainnya yang belum dihafal banyak tim pesaing akan mempermudah dirinya menjebol gawang para pesaing.

Data-Diri

Nama: Yusuf Effendi

Lahir: Banyuwangi, 5 Juni 1988 (27 Tahun)

Posisi: Striker

Karier Klub: Pro Duta FC (2014); Gresik United (2015-sekarang).

 

Baca Juga :

Duel Pelatih Berpengalaman Grup C Piala Presiden 2015

Empat Calon Bintang Grup A Piala Presiden 2015

Pentas Pembuktian Empat Pemain Andalan Grup C Piala Presiden

Video Populer

Foto Populer