Bola.com, Jakarta - Berlaga di kandang lawan memang tidak pernah mudah. Mulai permainan tim lawan yang akan lebih bersemangat karena bertanding di kandang sendiri, lalu aksi pendukung tim tuan rumah yang terkadang bisa melemahkan mental bertanding, hingga kondisi cuaca dan lingkungan yang berbeda dibandingkan dengan home base. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa 10 persen dari keputusan wasit dipengaruhi oleh pendukung tim tuan rumah.
Begitu juga dengan yang terjadi di sepak bola Indonesia, ada beberapa stadion yang sangat angker bagi tim tamu karena aksi para suporternya, seperti Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Kanjuruhan, dan Stadion Gelora Bung Karno. Ada juga beberapa kandang sebuah tim yang akan membuat tim tamu kesulitan bermain di sana karena faktor cuaca, seperti Stadion Mandala, Jayapura, yang terkenal sangat panas, atau Stadion Pendidikan, Wamena yang berada di dataran tinggi sehingga bersuhu dingin.
Baca Juga
Atep, Cristian Gonzales, dan Charis Yulianto Berikan Penilaian terhadap Timnas Indonesia: Level Sudah di Asia, Menuju Dunia
Pesan Cristian Gonzales untuk Striker Timnas Indonesia saat Hadapi Arab Saudi Malam Ini: Tetap Tenang Guys!
VIDEO: Komentar Ex Timnas Indonesia, Cristian Gonzales Terkait Performa Wasit di Laga Kontra Bahrain
Advertisement
Maka yang sering terjadi, terutama bagi pemain di barisan serangan, tampil trengginas di rumah sendiri, namun tampil minus kala bertandang ke kandang lawan. Seperti yang terjadi pada penyerang asing Persib Bandung di Liga Indonesia musim 2005 hingga 2007, Ekene Michael Ikenwa, yang selalu tampil buas ketika berlaga di Stadion Siliwangi, akan tetapi memble ketika harus membela Persib di partai away.
Akan tetapi, ada juga beberapa pemain yang tetap tampil ciamik kala bertandang ke kandang lawan. Sepanjang pegelaran Indonesia Super League (ISL) sejak edisi pertama musim 2008-2009 hingga edisi terakhir April 2015 lalu, muncul nama empat pemain yang cukup rajin “menyakiti hati” pendukung tuan rumah. Siapa saja keempat pemain tersebut? Berikut ulasannya:
1. Boaz Solossa
Tidak dapat dimungkiri, Boci, sapaan akrab Boaz Solossa, merupakan salah satu aktor superioritas Persipura di ISL. Tiga gelar juara berhasil dibawa pulang ke Jayapura, termasuk pada gelaran pertama tahun 2008, kala itu Boaz menjadi deputi kapten Edward ‘Edu’ Ivakdalam. Kecepatan dan teknik menjadi senjata Boci dalam memperdaya lini pertahanan lawan yang kebanyakan dihuni oleh bek tengah asing yang berpostur tinggi menjulang. Total 111 gol disarangkan Boci ke gawang lawan selama gelaran ISL, 45 gol di antaranya dilakukan di kandang lawan.
Boci merupakan salah satu dari sekian banyak penyerang lokal yang tidak takut untuk bersaing dengan penyerang-penyerang impor. Terbukti dirinya sebanyak tiga kali dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak liga yaitu pada gelaran perdana 2008-2009, selanjutnya pada 2010-2011, dan 2012-2013.
2. Cristian Gonzales
Cristian Gerard Alfaro Gonzales, begitu nama lengkap pemain yang kini genap berusia 38 tahun ini. El Loco jelas merupakan fenomena bagi sejarah persepakbolaan Indonesia, dari mulai empat kali menjadi pencetak gol terbanyak liga hingga proses naturalisasi agar bisa berlaga bagi tim nasional Indonesia. Sebanyak empat tim dibela suami dari Eva Siregar ini selama gelaran ISL, mulai Persik Kediri, Persib Bandung, Persisam Samarinda hingga kini membela Arema.
Penyerang pemilik 31 caps bersama Tim Merah Putih ini total sudah mencetak 107 gol, dengan rincian 70 gol dicetak dalam laga kandang, sementara 37 sisanya dicetak kala bertandang ke kandang lawan.
Uniknya, Gonzales termasuk cukup sering mencetak gol ke gawang mantan timnya. Kala bermain untuk Persib, dirinya pernah mencetak gol ke gawang Persik Kediri. Bahkan gol tersebut dicetak di Stadion Brawijaya, tepatnya pada gelaran ISL 2009-2010 pada partai yang berakhir untuk kemenangan Persib 3-1. Saat membela Persisam dan Arema El Loco juga beberapa kali mencetak gol ke gawang Persib.
3. Alberto Goncalves Da Costa
Pemain yang akrab disapa Beto ini termasuk bagian Persipura yang meraih juara ISL pertama pada musim 2008-2009. Pada musim tersebut, Beto menjadi runner-up pencetak gol terbanyak dengan 23 gol. Seperti kebanyakkan penyerang asal Brasil yang berteknik tinggi, Beto cukup sering mencetak gol indah. Salah satunya seperti yang dilakukan kalah berseragam Arema pada musim 2013-2014, di mana ia mencetak gol melalu sepakan placing yang menggetarkan jala Persik Kediri, lawan malam itu.
Total 97 gol dicetak pemain yang memiliki istri berkewarganegaraan Indonesia tersebut, yang 35 di antaranya dicetak dalam partai away. Beto termasuk dalam jajaran pemain asing yang peformanya stabil dan bermain dalam jangka waktu yang lama di sepak bola Indonesia. Musim terbaiknya adalah kala menjadi pencetak gol terbanyak liga edisi 2011-2012 meski pada musim tersebut gagal membawa Persipura ke tangga juara karena kalah selisih poin dari Sriwijaya FC.
4. Bambang Pamungkas
Selain Boaz Solossa, ada penyerang lokal lain yang tidak mati kutu kala harus berhadapan dengan bek tengah impor milik tim lawan. Dialah penyerang ikonik Persija Jakarta, Bambang Pamungkas. Alumnus Diklat Salatiga ini bisa jadi tipe penyerang klasik terakhir yang ada di level top sepak bola Indonesia.
Berbeda dengan kebanyakkan penyerang modern yang mengandalkan kecepatan, pemain yang akrab disapa Bepe ini memang bukan pelari kilat. Senjata utama Bepe adalah reaksi dan insting golnya yang sangat berbahaya. Bepe juga sangat tajam apabila sudah berada di kotak penalti, dan tentunya, kelebihan Bambang yang paling mencolok adalah kemampuannya dalam urusan bola-bola udara. Lompatan Bambang bahkan bisa melebihi lompatan bek bek asing yang memiliki postur lebih tinggi menjulang.
Pemain yang pernah menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia ini total sudah menyumbangkan 74 gol selama 7 tahun gelaran ISL. 30 di antaranya diciptakan ke jala lawan saat bermain tandang. Menariknya, Bambang menjadi salah satu pemain yang sering mencetak gol kala tim ibu kota harus bertandang ke markas rival abadi, Persib Bandung, termasuk gol yang selalu dianggap kontroversial oleh bobotoh kala di gelaran ISL 2013 sebelum istirahat sejenak dan bergabung dengan Pelita Bandung Raya (PBR) semusim kemudian.
Salah satu gol tandang yang mungkin tidak akan dilupakan Bepe adalah gol ikonik sundulannya ke gawang Persija saat berkostum PBR di LSI 2014. Gol tersebut membantu PBR lolos ke Babak 8 Besar dan membenamkan Persija ke peringkat ke-5. Kini, Bepe kembali berkostum oranye Persija.
Dari keempat pemain yang diulas, hanya Bepe dan El Loco yang akan turun di ajang Piala Presiden. Patut ditunggu, apakah kedua striker senior ini masih mampu menunjukkan tajinya, terutama saat bermain di kandang lawan?
Baca Juga :
Catatan Gol Bambang Pamungkas Striker Kharismatik di ISL
Penonton ISL: Kanjuruhan Tertinggi, Persija vs Persib Terpadat