Bola.com, Bandung - Latihan sekaligus sesi coba lapangan yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, menjadi aktivitas perdana Persebaya United sejak menginjakkan kaki di Bandung. Latihan ini juga menjadi persiapan terakhir Persebaya United sebelum pertandingan lawan Martapura FC, Rabu (2/9/2015) di stadion yang sama.
Namun, ada yang berbeda dengan latihan-latihan sebelumnya, karena kali ini Jendry Pitoy dkk. di bawah komando asisten pelatih Tony Ho. Pelatih kepala mereka, Ibnu Grahan, sendiri tak bisa bisa mendampingi tim karena belum mendapat izin dari tempatnya bekerja, Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
Ibnu rencananya baru bertolak ke Bandung pada hari ini, Selasa (1/9/2015) malam. Ia hanya akan berada di tepi lapangan ketika anak buahnya bertanding.
"Saya sudah tugaskan asisten pelatih untuk menangani latihan selama di Bandung," tutur Ibnu.
Ketatnya aturan pegawai negeri sipil di Pemkot Surabaya memang memaksa Ibnu tak bisa meminta dispensasi, bahkan mengambil cuti. Karena itu, Ibnu harus rela pergi-pulang Surabaya ke Bandung di hari kerja.
Selesai pertandingan pertama lawan Martapura FC, Ibnu langsung kembali ke Surabaya untuk kembali bekerja sebagaimana layaknya PNS yang lain. Baru pada akhir pekan ini Ibnu akan lebih lama bersama pemain.
Karena Ibnu bisa meninggalkan Surabaya pada Jumat (4/9/2015) hingga Minggu (6/9/2015). Ketidak hadiran Ibnu di tengah-tengah tim yang sedang bersiap-siap tarung di Grup A Piala Presiden 2015 ini memang tidak ada pengaruh signifikan.
Sebab, Ibnu terus melakukan koordinasi dengan asisten pelatih dan melakukan komunikasi secara intens dengan sang kapten Jendry Pitoy. Ia harus melakukan itu agar program yang ia susun berjalan sesuai keinginannya. Tak hanya itu, kontak ini harus ia lakukan agar bisa memantau setiap aktivitas timnya meski jarak mereka berjauhan.
Para pemain pun mengaku tak masalah. Karena Tony adalah wakil pelatih kepala mereka. "Siapa pun pelatih tak jadi soal, karena kami selama ini sudah berlatih dengan coach Ibnu. Apalagi coach Tony memang punya kewenangan menggantikan pelatih kepala kalau berhalangan," tutur Jendry.
Dari evaluasi Tony, latihan terakhir berdurasi satu jam itu tak berjalan maksimal. Namun, minimal pemain kembali ingat bagaimana seharusnya koordinasi di setiap lini itu berjalan. Selain koordinasi antarlini, Tony juga memberikan menu latihan pergerakan dan pergeseran yang harus dilakukan pemain pada pertandingan yang sebenarnya.
"Martapura boleh berstatus tim Divisi Utama, tapi mereka punya kualitas bagus. Selain kecepatan, mayoritas pemainnya sudah lama kumpul sejak Divisi Utama musim 2014 lalu. Jadi mereka punya potensi untuk mengejutkan," tutur Tony.
PINJAMAN BARITO
Persebaya United memang tidak boleh lengah, karena mereka wajib menang di laga ini jika ingin target lolos dari fase grup tercapai. Sebab, dua lawan berikutnya yang harus mereka hadapi adalah dua tim kuat, selain tuan rumah dan juara ISL 2014, Persib Bandung (6/9/2015), juga ada Persiba Balikpapan (10/9/2015).
Martapura memang tak bisa dipandang remeh. Untuk menghadapi Piala Presiden 2015 pelatih Frans Sinatra mendatangkan sejumlah pemain berkualitas yang membela klub ISL.
Dua mantan pemain sayap andalan Barito Putera, Rizky Pora dan Dedy Hartono, kini jadi bagian dari klub berjulukan Laskar Sulthan Adam tersebut. Keduanya bukan pemain sembarangan karena dua tahun terakhir namanya sering menghiasi skuat Timnas Indonesia.
Rizky Pora amat optimistis tim yang dibelanya bisa menjadikan kejutan di penyisihan grup. Hal yang realistis mengingat skuat Martapura FC relatif solid karena terus menjalani latihan intens lima bulan terakhir.
Kala tim-tim Divisi Utama lainnya memilih membubarkan diri manajemen klub tetap menjaga kesatuan tim.Selain Riky dan Dedy, Martapura FC memakai jasa dua eks pemain Barito lainnya, gelandang Amirul Mukminin dan bek tengah Guntur Ariyadi.
Di ajang Piala Presiden, Martapura FC dibela satu orang pemain asing, Charles Orock (Kamerun) yang berposisi sebagai striker.
"Saya berharap para pemain tidak gentar dengan nama besar Persebaya. Permainan sepak bola selalu menyajikan drama, semua kemungkinan bisa terjadi," ujar Frans Sinatra, nakhoda Martapura FC yang dikenal bernyali.
Menjajal Persebaya, Frans Sinatra memberi sinyal anak-asuhnya tidak akan bermain bertahan. Mereka akan meladeni permainan ofensif yang diperagakan Tim Bajul Ijo yang dimotori Evan Dimas. Dengan kata lain saat laga berlangsung jual beli serangan.
Baca Juga:
Adu Taktik Empat Pelatih di Grup A, Siapa Unggul?
Empat Calon Bintang Grup A Piala Presiden 2015
Persib Terfavorit, 3 Klub Lain Membayangi dengan Ketat