Bola.com, Gianyar - Kuartet pelatih Bali United Pusam yakni Indra Sjafri, Nursaelan, Jarot Supriadi, dan Eko Purdjianto, semakin kompak luar dalam. Hal itu terlihat setiap kali para pemain Serdadu Tridatu berlatih di Lapangan Trisakti, Gianyar, selama masa persiapan Piala Presiden 2015.
Pada sesi latihan terakhir tim sebelum meladeni Mitra Kukar, Kamis (3/9/2015), kekompakan itu juga tampak jelas. Indra bertugas mengoreksi aspek-aspek yang masih terus dipoles sembari sesekali berbincang dengan Nursaelan.
Baca Juga
Indra Sjafri Konfirmasi 2 Calon pemain Naturalisasi Timnas Indonesia U-20 Datang ke Jakarta pada 14 November 2024, Siapa Saja?
Hebring Euy! Timnas Indonesia Termasuk 9 Macan Benua Kuning di Semua Pentas Piala Asia, Bukti Efek Shin Tae-yong?
Timnas Indonesia U-20 Tetap Pede Meski Tergabung di Grup Berat Piala Asia U-20 2025
Advertisement
Sedangkan Eko memantau dari jarak yang agak jauh, memastikan para pemain belakang selalu berada di posisi yang tepat. Sementara Djarot berlatih terpisah dengan empat kiper yang dipakai Bali United di Piala Presiden 2015.
Sepintas tidak ada yang istimewa dengan hal tersebut. Pasalnya, tim pelatih yang berada di setiap tim memang mempunyai tugas masing-masing. Namun, faktor kedekatan yang begitu kental di antara keempatnya tidak bisa berbohong.
"Kalau boleh saya katakan, saya tidak perlu bicara dengan coach Indra untuk tahu apa yang ia mau. Cukup dengan saya melihat maka saya bisa memutuskan apa yang Indra inginkan," ucap Nursaelan, pelatih fisik Bali United membuka rahasia.
Kedekatan kuartet pelatih Bali United ini memang tidak ujug-ujug datang begitu saja. Semua proses dari 'persaudaraan' itu bermula dari proyek Timnas Indonesia U-16 tahun 2011.
Kala itu, trio Jarot, Indra, dan Nursaelan bekerja keras membentuk tim tangguh. Puncaknya, mereka berhasil membawa Timnas Indonesia U-19 meraih gelar Piala AFF 2013 untuk kali pertama. Padahal, di awal-awal karier bersama Garuda Jaya (julukan yang dibuat Indra Sjafri buat tim asuhannya), persiapan tim serba minimalis.
"Banyak orang memanggil kami trio JIN. Panggilan JIN itu berasal dari nama kami bertiga. Jarot, Indra, dan saya sendiri," kata Nursaelan.
Komentar senada juga meluncur dari mulut Jarot. Mantan pelatih kiper Persikota Tangerang dan Persipura Jayapura itu mengaku sudah bisa membaca apa yang diinginkan Indra hanya dengan melihat.
Yang unik, Jarot merupakan junior Nursaelan saat kuliah di IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta) pertengahan tahun 1980-an. Jarot juga merupakan teman seangkatan pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan di UNJ.
"Materi yang saya berikan kepada kiper itu sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Indra. Jadi, porsi latihan yang saya berikan sudah sesuai dengan kemamuan pelatih," ucap pelatih kelahiran 22 Agustus 1964 ini.
Sedangkan Eko yang baru bergabung dengan trio JIN saat masa persiapan Timnas U-19 tahun 2013 ikut merasakan kekompakan tiga pelatih yang sudah lebih dulu berjuang bersama-sama sejak 2011.
Mantan pemain Timnas Indonesia U-19 itu juga tidak kesulitan beradaptasi karena sambutan hangat yang diberikan oleh trio JIN ini. "Saya kan datang ke Timnas U-19, diajak coach Indra. Ketiga pelatih ini juga sangat baik menerima saya," kata Eko yang eks pemain Timnas Indonesia Primavera ini.
Indra Sjafri menegaskan kekompakan yang terjalin di antara tim pelatih merupakan hal yang memang ingin ia tonjolkan. Paling tidak untuk memperlihatkan bagaimana membangun tim dalam jangka panjang.
Sejak ISL 2015 lalu, keempatnya memang saling menyokong untuk membawa Bali United meraih kesuksesan. Termasuk di Piala Presiden 2015, dimana Bali United bertindak sebagai tuan rumah Grup C.
"Saya ingin memperlihatkan bagaimana membangun sebuah tim dengan baik. Jadi, jangan gampang merombak tim," kata pelatih berusia 52 tahun tersebut.
Baca Juga:
4 Pemain Kunci Bali United Pusam saat Melawan Persija
Selebrasi Unik Tiga Gol Bali United
Kemenangan Bali United atas Persija Berkat Latihan 6 Bulan