Bola.com, Pekalongan- Beberapa waktu lalu, tepatnya di bulan Juni-Agustus 2015, klub-klub Divisi Utama asal Jateng masih bisa bernafas lega karena ada turnamen Piala Polda Jateng yang sengaja digelar untuk mengisi kekosongan kompetisi.
Piala Polda Jateng diikuti oleh tujuh klub, yakni PSIS Semarang, PSIR Rembang, Persijap Jepara, Persis Solo, Persibas Banyumas, Persip Pekalongan, dan PSCS Cilacap. PSIS keluar sebagai juara setelah mengalahkan Persis dengan agregat 2-1. Setelah turnamen itu berakhir, tinggal Persis yang masih aktif dengan mengikuti Piala Kemerdekaan. Tim lain memilih vakum.
Advertisement
“Kami harus membubarkan diri secara tidak resmi setelah turnamen berakhir. Mau bagaimana lagi, tidak mungkin kami memaksakan diri tetap berlatih sementara kompetisi musim depan belum jelas,” kata Aam Ichwan, GM Persip Pekalongan.
PSIR juga memilih vakum untuk sementara sembari menunggu kabar baik dari PT Liga Indonesia. Manajer PSIR, Siswanto, mengatakan pemain PSIR akan dipanggil kembali apabila sudah ada kepastian kompetisi. Saat ini, manajemen membebaskan pemain dan mereka diperbolehkan mengikuti turnamen antarkampung.
"Bukan membubarkan diri, tetapi meliburkan pemain. Sebenarnya kami ingin segera berlatih tetapi bila tak ada kepastian kompetisi, muara latihan mau ke mana? Kami juga harus memikirkan biaya," kata Siswanto.
Ketidakpastian kompetisi membuat anggota manajemen yang bergerak di bidang kerja sama dengan sponsor menghadapi kesulitan. Mereka berupaya mendekati sponsor untuk mempersiapkan kompetisi mendatang, namun di sisi lain keberadaan kompetisi justru tidak pasti.
"Semuanya jadi serbasalah. Kami berupaya mendekati sponsor, namun mereka meminta ada kompetisi yang jelas dan tidak tertunda seperti musim ini," lanjutnya.
Kompetisi Divisi Utama musim 2015 batal terselenggara menyusul konflik antara PSSI dengan Kemenpora. Pada akhir Maret 2015, sebenarnya PT LI sudah melakukan pembagian grup. Namun, kick-off DU yang sudah dijadwalkan digelar di Solo pada 26 April akhirnya dibatalkan.
Saat ini, klub-klub berharap supaya konflik yang terjadi segera diselesaikan demi keberlangsungan sepak bola Indonesia, khususnya di daerah.
"Klub ISL masih beruntung karena ada turnamen elite yang bisa mereka ikuti dan mendatangkan pemasukan. Klub Divisi Utama sangat kesulitan mencari sponsor bila kompetisi tidak stabil," kata Ketua PSCS, Farid Ma'ruf.
Baca Juga:
PSIS Bertahan? Sulit, Tanpa Kepastian Pelaksanaan Kompetisi
Piala AFF U-19: Thailand Jadi Raja, Indonesia Mau Jadi Apa?
Persiba Bantul Punya PR Besar Jelang Semifinal Piala Kemerdekaan