Sukses


Pedro Javier Jadi Pesepak Bola Berkat Gerardo Martino

Bola.com, Bandung - Pada sore hari yang sejuk di kota Bandung, Bola.com menjumpai pria Amerika Latin yang murah senyum di lobi Hotel Grand Flower. Sosok tersebut adalah Pedro Javier Velazquez Insfran, striker Persebaya United asal Paraguay.

Pria yang akrab disapa Pedro Javier itu merupakan pemain yang sarat berpengalaman di kancah sepak bola Indonesia. Semen Padang, PSDS Deli Serdang, Persibom Bolaang Mongondow, Persija Jakarta, Gresik United, dan Persela Lamongan adalah sejumlah klub yang pernah dibelanya sebelum memperkuat Persebaya United di ajang Piala Presiden 2015.

Pria berumur 32 tahun tersebut menjadi andalan lini depan Persebaya bersama Ilham Udin Armaiyn dan Rudi Widodo. Ia menjawab kepercayaan pelatih Persebaya, Ibnu Grahan, dengan mencetak empat gol kemenangan Bajul Ijo atas Persiba Balikpapan di laga terakhir Grup A, Kamis (10/9/2015). Dengan kemenangan tersebut, Persebaya berhasil melaju ke babak perempat final.

Namun, tidak banyak yang mengetahui bagaimana asal mula striker yang memiliki tandukan mematikan tersebut. Terkuak, satu sosok yang membuatnya bisa berkarier di sepak bola profesional ialah pelatih timnas Argentina saat ini, Gerardo 'Tata' Martino.

Berkat Tangan Dingin Gerardo Martino

Pedro sejak kecil mempunyai mimpi untuk menjadi pemain sepak bola. Ia mencoba peruntungan dengan menimba ilmu di akademi junior klub asal Paraguay, Club Libertad. Di sanalah bakat sepak bola yang dimilikinya mulai terasah.

"Sepak bola adalah mimpi saya dari kecil. Saya sudah dari kecil kerja keras dan selalu mencoba untuk menjadi pemain sepak bola. Karier junior saja di Club Libertad sekitar 4 sampai 5 tahun," ungkap mantan pemain Semen Padang tersebut.

Bersama Club Libertad, bakatnya terus terasah. Sampai akhirnya, sang pelatih Club Libertad saat itu, Gerardo Martino memanggilnya untuk masuk ke dalam klub senior. Berkat tangan dingin mantan pelatih Barcelona tersebut, Pedro akhirnya bisa memulai kariernya sebagai pemain profesional.

"Itulah awal karier saya, ada campur tangan Gerardo Martino. Selanjutnya, saya berpindah-pindah klub di Indonesia dan beberapa klub di Amerika Latin," ujar Pedro.

Pedro Javier cetak 4 gol untuk Persebaya United saat melawan Martapura FC. (Vitalis Yogi Trisna)

Awal Karier di Indonesia

Usai melakoni karier bersama beberapa klub di negera-negara Amerika Latin, pemain yang menyukai nasi goreng tersebut memutuskan melakukan suatu lompatan besar dalam kariernya. Ia memilih menyeberang ke Indonesia.

"Waktu saya bermian di Paraguay, ada beberapa orang dari Indonesia melihat pemain di sana. Mereka pilih saya waktu itu, karena saya bermain bagus di suatu pertandingan," kata dia.

Alasan Pedro untuk melanjutkan karier di Indonesia, lantaran sepak bola Tanah Air memiliki euforia bagus. Selain itu, sepak bola Indonesia memilki banyak suporter fanatik, walau ia mempunyai kendala bahasa saat pertama kali datang.

"Klub pertama yang saya bela di Indonesia adalah Semen Padang. Ketika itu, saya memiliki kendala bahasa, saya hanya bisa berbahasa Inggris. Masyarakat di padang jarang sekali memiliki kemampuan bahasa Inggris. Saya sulit berkomunikasi," ungkap Pedro.

"Akan tetapi, ini sepak bola. Pemain tidak banyak harus bicara, yang terpenting memahami permainan dan aksi di lapangan. Setelah itu, saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia," lanjutnya.

Setelah itu, pemain yang menyukai kopi tersebut melanjutkan kariernya kembali ke beberapa klub di Amerika Latin. Hingga kembali ke Indonesia pada tahun 2011, untuk membela Persija Jakarta. Lalu pada tahun 2014, Pedro membela Gresik United dan terakhir membela Persela Lamongan di awal tahun 2015.

Meski sepak bola Indonesia memiliki antusiasme yang tinggi, Pedro tidak bisa memungkiri bahwa sepak bola Tanah Air mengalami masa sulit saat ini. Ia menyayangkan masalah konflik sepak bola Indonesia yang membelit antara federasi dan pemerintah.

"Dampaknya sangat terasa bagi pemain, termasuk saya. Saya rugi besar, karena saya hidup dari sepak bola. Akhirnya saya sempat kecewa dengan sepak bola Indonesia dan memutuskan kembali ke Paraguay," keluhnya.

Faktor Gede dan Dutra

Pedro memutuskan kembali ke Indonesia setelah CEO Persebaya United, Gede Widiade, menghubunginya guna membela Bajul Ijo di Piala Presiden.

"Saat itu, saya yang sudah terlanjur kecewa dengan sepak bola Indonesia sempat menolak tawaran tersebut. Akhirnya, saya meminta pendapat kepada dua sahabat saya, Otavio Dutra dan Fabiano Beltrame," ungkapnya.

"Mereka bilang ini kesempatan baik, apalagi CEO Persebaya merupakan orang yang baik, jujur, dan berkomitmen. Kemudian, saya sering melakukan komunikasi dengan Gede Widiade," katanya.

Striker Persebaya United, Pedro Javier, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Persiba Balikpapan dalam lanjutan Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung. Kamis (10/9/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Alasan lain karena Bajul Ijo merupakan tim besar di Indonesia. Selain itu, Persebaya memiliki suporter yang sangat antusias, Bonek. Faktor kedekatan dengan Otavio juga berpengaruh.

"Saya menempuh perjalanan selama 42 jam perjalanan demi membela Persebaya," ujarnya.

Keputusannya untuk membela Persebaya mengorbankan sang istri, Endrea Oviedo, yang tengah mengandung selama dua bulan. Rasa waswas menghantui pemain yang sangat piawai memanfaatkan peluang dari umpan bola atas tersebut.

"Terkadang, saya harus meninggalkan keluarga untuk sepak bola. Tetapi, istri sangat mengerti profesi saya," ungkap Pedro.

Terima Kasih, Masyarakat Indonesia!

Berkarier cukup lama di Indonesia, Pedro memiliki sejumlah pemain favorit. Mantan pemain Gresik United itu sangat menyukai sikap dan permainan sang sahabat, Otavio Dutra. 

"Dia orang baik di luar lapangan dan sangat profesional di dalam lapangan. Walau libur, dia tetap melakukan latihan. Dialah seorang pencinta sepak bola profesional," ungkap Pedro.

Sedangkan di Timnas Indonesia, Pedro sangat menyukai karakter Bambang Pamungkas. Jika di sepak bola dunia, pemain yang sangat menyayangi binatang tersebut mengidolakan striker legenda timnas Brasil, Ronaldo Luiz Nazario da Lima.

"Saya pernah bermain tiga musim sama Bepe. Dia orang baik, jujur, dan pemain yang sangat profesional. Apalagi, dia seorang legenda Indonesia, yang memiliki kemampuan dan teknik yang sangat bagus," kata Pedro.

Pedro juga mengidolakan masyarakat di Indonesia. Menurutnya, orang Indonesia memiliki sikap yang sopan dan ramah terhadap semua orang.

"Orang Indonesia sangat baik, ramah, dan sopan. Saya banyak menemui orang Indonesia yang jujur. Saya berterima kasih banyak kepada orang Indonesia. Mereka sudah menerima saya dan keluarga dengan ramah sehingga saya betah di sini," ungkap Pedro.

Baca Juga :

PR Persebaya di Babak 8 Besar: Perbaiki Mental Pemain Muda

Rencana Persebaya Pakai Kandang Bali United Masih Buram

Menengok Wisma Eri Irianto Markas Persebaya yang Tak Bertuan

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer