Bola.com, Jakarta - Bali United Pusam dan PSM Makassar menjadi dua klub kontestan turnamen Piala Presiden 2015 yang diisi 100 persen pemain lokal. Meski tak dibela pemain asing, kedua tim tampil bagus sepanjang babak penyisihan grup turnamen garapan Mahaka Sports and Entertainment itu. Bukti kalau pemain lokal tidak kalah kualitas.
Bahkan Serdadu Tridatu dan Juku Eja menjadi juara di masing-masing grup yang mereka huni. Dari tiga pertandingan yang telah dilakoni, kedua klub tersebut tidak pernah mengalami kekalahan. Terlebih PSM, selama fase penyisihan belum pernah kebobolan gol.
Baca Juga
Advertisement
Dari 25 nama pemain yang didaftarkan PSM ke turnamen Piala Presiden, tak kurang ada 10 orang merupakan anggota skuat PSM U-21. Tentunya ini merupakan bukti nyata apiknya pembinaan para pemain muda yang dilakukan Tim Ayam Jantan dari Timur.
Sepuluh pemain belia yang dipromosikan ke tim utama PSM antara lain: Waksiat, Ahmad Jauhari, Al Fuad, Nur Fajar, M Fadlan, Ahmad Hari, M Ikhsan, M Rasyid, Roberto Welang, dan M. Yusuf.
Tim Juku Eja juga kian kental dengan aroma Young Guns dengan kehadiran eks pilar Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh dan Maldini Pali.
Di skuat PSM juga tercatat hanya ada empat orang pemain yang berusia di atas 30 tahun. Salah satunya kapten tim, Syamsul Chaeruddin, yang berusia 32 tahun.
"Awalnya saya sempat ragu karena PSM benar-benar banyak dihuni pemain hijau pengalaman. Namun, lambat laun di masa persiapan rasa keyakinan saya mulai timbul. Saya melihat walau minim pengalaman para pemain muda yang ada di tim punya semangat tinggi untuk jadi pemenang. Hasilnya bisa dilihat di sepanjang penyisihan Grup D," ucap Assegaf Razak, pelatih PSM.
Bali United yang kini diarsiteki mantan pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, juga didominasi pemain berusia muda. Tercatat dari 26 nama yang didaftarkan klub asal Pulau Dewata itu, 13 pemain di antaranya berusia di bawah 23 tahun.
"Dari awal memegang tim ini saya dan manajemen klub berkomitmen mengedepankan pemain muda. Saya ingin Bali United jadi proyek percontohan pembinaan berkesinambungan," ujar Indra Sjafri, arsitek Bali United.
Nyatanya dengan modal darah muda kedua klub bisa mengarungi persaingan penyisihan dengan langkah relatif mulus. PSM jadi juara Grup D, sementara Bali United memuncaki Grup C.
Padahal, di penyisihan mereka bersaing dengan klub-klub yang dihuni pemain-pemain top sarat pengalaman seperti Pusamania Borneo FC atau Persija Jakarta. Akankah rapor bagus kedua tim muda akan berlanjut di babak perempat final Piala Presiden 2015?
Persaingan di fase gugur jelas berbeda dibanding penyisihan. Setiap tim yang berlaga tidak boleh membuat kesalahan sekecil apapun bila masih ingin bertahan di turnamen. Butuh pendekatan khusus ke pemain-pemain belia yang kondisi psikologisnya belum matang. Kesuksesan pelatih memotivasi pemainnya menghadapi laga dengan tingkat tekanan tinggi bakal jadi kunci.
Baca Juga:
Mahaka: Piala Presiden Tingkatkan Rating Televisi
PSM Terancam Kena Denda Rp 25 Juta dari Mahaka Sports
"Suporter Harus Siap Terima Kekalahan di 8 Besar Piala Presiden"