Bola.com, Lamongan - Pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto dan pelatih Gresik United, Liestiadi satu suara soal pemainnya yang memilih untuk bermain tarkam setelah timnya tersisih dari Piala Presiden 2015. Meski tak melarang, mereka meminta supaya para pemain berhati-hati.
Bagi kedua pelatih itu, bermain sepak bola tarkam bukanlah pilihan bijak bagi seorang pemain profesional. Sebab, turnamen level amatir ini tidak menjamin keselamatan fisik dan karier pemain jika terjadi sesuatu yang buruk pada mereka.
Baca Juga
Advertisement
"Jangan karena uang yang tak seberapa, karier kalian tamat. Bagi saya itu konyol, karena sangat merugikan mereka sendiri," jelas Liestiadi. "Benar, tarkam bisa menghabiskan karier pemain sangat cepat. Mereka harus berpikir matang sebelum terjun ke arena semacam itu," sebut Didik.
Liestiadi maupun Didik sebetulnya sudah mendengar siapa saja pemainnya yang tampil di tarkam. Namun, mereka sengaja tak menegur karena keduanya menganggap para pemainnya tahu yang terbaik untuk mereka sendiri.
"Saya tidak mau melarang, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Mungkin saja uang tabungan mereka memang sudah habis, sementara mereka dituntut untuk menghidupi keluarganya. Atau ada hal lain yang mengharuskan mereka ikut tarkam, saya tidak tahu," ujar Liestiadi.
Karena itu pula, Liestiadi dan Didik sepakat saran tersebut lebih ditekankan untuk pemain muda yang belum berkeluarga.
"Kalau yang senior, saya pikir mereka sudah tahu risikonya. Tapi untuk pemain muda yang minim wawasan semacam ini harus diperhatikan. Sebab mereka harus tahu bahwa apa yang mereka cari tak sebanding dengan risikonya, jangan mudah tergiur," tutur Liestiadi.
Baca juga :
Tekuk Persela, Sriwijaya FC Lolos ke Babak 8 Besar Piala Presiden
Ini 4 Penyebab Persija Jakarta Babak Belur di Piala Presiden
"Persela Menang Dapat Uang, Kalah Kami Kembali Jual Batu Akik"