Bola.com, Tenggarong - Kebakaran hutan dan musim kemarau yang melanda Kalimantan Timur (Kaltim) masih menyisakan kabut asap. Hal itu terlihat saat laga Mitra Kukar melawan PSM Makassar di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Sabtu (19/9/2015).
Langit yang semula cerah pada babak pertama, berubah ketika pertandingan memasuki babak kedua. Awan putih perlahan menjadi warna abu-abu seperti sedang mendung. Namun, itu bukanlah pertanda akan turunnya hujan. Melainkan kabut asap tipis kembali datang dan menyelimuti stadion.
Advertisement
Situasi tersebut bukan hal baru bagi warga Tenggarong. Sebab, hampir setiap tahun selalu saja terjadi kabut asap akibat kebakaran hutan dan musim kemarau.
Kabut asap dipastikan memengaruhi kualitas udara. Apalagi bagi pemain di kedua kesebelasan yang sejak menit awal laga berjalan langsung menunjukkan permainan terbuka. Kabut asap yang datang secara tiba-tiba membuat para penggawa kedua klub jadi lemah.
Pasalnya, seseorang yang tidak bergerak begitu banyak saja membutuhkan 252 liter udara untuk memenuhi paru-paru. Namun, jumlah lebih banyak pasti dibutuhkan pesepak bola yang sedang bertanding. Sebab kala bermain, paru-paru terpicu agar menghirup lebih banyak udara.
Terlebih bagi pemain yang belum pernah bermain dengan balutan kabut asap. Pastinya, tubuh mereka kaget dengan perubahan cuaca yang ada. Tubuh manusia membutuhkan adaptasi dengan lingkungan sekitar, tak mungkin langsung menerima secara baik.
Hal itu dibenarkan pemain depan Tim Juku Eja, Muchlis Hadi Ning Syaifullah. Muchlis mengatakan bersama rekan satu timnya sudah berusaha keras agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Namun, hasilnya tak seperti yang diharapkan.
"Semestinya kami bisa menyesuaikan diri dengan banyak tempat. Tetapi, karena kurang adaptasi dan banyak asap membuat fisik kami jadi kelelahan. Asap jadi faktor yang membuat kami sulit bermain bagus," kata Muchlis.
Pernyataan senada dilontarkan pelatih PSM, Assegaf Razak. Ia menyebutkan kabut asap ikut andil saat timnya ditaklukan Naga Mekes dengan skor 0-1 pada babak perempat final leg pertama. "Cuaca kurang bersahabat dengan kami. Banyak asap. Hal itu membuat kami tampil kurang bagus. Selain itu, pemain juga tidak menerapkan skema permainan yang saya perintahkan," ungkapnya.
Kondisi berbeda terjadi di kubu Mitra Kukar. Tim asuhan pelatih Jafri Satra itu sudah 'terbiasa' dengan keberadaan kabut asap. Meski, tetap saja kondisi itu dikeluhkan. Jafri menceritakan beberapa kali ia harus mengubah jam latihan. Alasannya, adalah agar tidak terganggu dengan kabut asap yang sedang melanda Kaltim. Namun, mereka tetap berjumpa dengan kabut asap.
"Kami sedikit terganggu dengan adanya asap. Bahkan jadwal latihan kami yang seharusnya pagi berubah jadi sore atau," ujar Jafri.
Namun, tetap saja kubu Mitra Kukar lebih bisa menyesuaikan dengan kondisi itu. Jadilah Tim Naga Mekes merebut kemenangan tipis di tengah kabut asap yang mengganggu.
Baca Juga :
Pelatih Mitra Kukar Tidak Puas walau Timnya Menang Atas PSM
Takluk dari Mitra Kukar, Pelatih PSM: Lapangan Tidak Layak!
Cedera Zulkifli Syukur Tidak Parah, Ia Bisa Tampil di Makassar