Bola.com, Surabaya - Berbagai profesi lain ditekuni mantan pesepak bola profesional usai gantung sepatu. Eks bek tengah kenamaan, Aris Indarto, memilih jadi peternak sapi. Bisnis itu ditekuninya bahkan semenjak ia belum sepenuhnya gantung sepatu. Tepatnya, kala masih membela Persija Jakarta dan Persik Kediri, usaha peternakan itu sudah ditekuni Aris.
"Saat masih aktif bermain, saya sudah ternak sapi. Tapi, saya tak bisa fokus karena harus bermain di luar kota Sragen. Tampaknya saya cocok bisnis di bidang peternakan," ungkap Aris Indarto kepada Bola.com, belum lama ini di Surabaya.
Advertisement
Sebagai peternak sejak beberapa tahun terakhir, mantan libero timnas era awal 2000an itu sudah jatuh bangun dalam menjalankan bisnis yang dipilihnya. Aris menceritakan sempat terkena pukulan telak saat harga daging sapi melambung tinggi bulan lalu. Dari sisi ekonomis, sebenarnya Aris bisa untung besar. Namun, dia tak mau melepas sapi-sapinya ke pasaran.
"Harga daging tinggi saat itu karena permainan juragan besar dan spekulan. Harga di pasaran memang tinggi, tapi harga jual sapi yang masih hidup, jatuh. Daripada rugi, saya tak menjual hewan ternak saya sambil menunggu Hari Raya Idul Adha mendatang," kata Aris.
Hewan ternak bek tengah kelahiran Sragen, Jateng itu, dititipkan di lingkungan rumah neneknya yang berada di lereng Gunung Lawu. Tepatnya perbatasan Sragen-Karanganyar. Dia punya 15 karyawan yang mengurusi 40 ekor sapi. Nah, pada Idul Adha yang jatuh pada Kamis (24/9/2015) nanti, Aris Indarto bakal "memanen" usahanya itu.
"Sapi saya total ada 40 ekor. Ada beberapa yang jenis limosin. Tapi, sebagian besar sapi lokal asal Bali karena sapi jenis ini tahan penyakit. Ada 20 ekor yang sudah laku. Kebanyakan sapi-sapi itu untuk persiapan kurban pada Idul Adha nanti. Kalau pas hari raya seperti ini, harga sapi sangat tinggi karena sapi itu bukan untuk konsumsi, tapi disembelih sebagai ibadah umat muslim," jelasnya.
Hasil penjualan sapi itu, lanjut Aris Indarto, untuk menggaji karyawan, membeli pakan ternak, dan biaya perawatan lainnya.
"Sekarang saya bisa total mengurus ternak itu. Saya punya lebih banyak untuk mengawasi dan proses jual belinya. Keuntungan penjualan akan saya belikan lagi sapi yang masih muda untuk digemukkan. Kalau sudah siap, saya jual lagi beberapa bulan atau setahun kemudian,” papar Aris, yang sempat melatih Psisra Sragen setelah mengantongi lisensi C AFC.
Baca Juga :
Feature: Patrich Wanggai, Rezeki Bintang Iklan di Piala Presiden
Feature: Suara Hati Ibu Penjual Telur di Stadion H. Agus Salim
Feature: Kisah Sukses Djoko Malis selepas Tinggalkan Sepak Bola