Bola.com, Bandung - Ada pemandangan menarik yang terjadi di babak perempat final Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib Bandung dengan Pusamania Borneo FC. Sebab pelatih Borneo FC Iwan Setiawan sejak leg pertama melakukan perang urat saraf untuk juru taktik Maung Bandung Djajang Nurdjaman.
Iwan mengatakan Djadjang Nurdjaman, bukan pelatih istimewa. Sukses Persib jadi juara ISL 2014 lebih karena kualitas pemain saja. Bukan karena taktik permainan yang diracik pelatih yang karib disapa Djanur itu.
Advertisement
Mantan pelatih Persija Jakarta tersebut kembali melontarkan kritik pedasnya usai Pesut Etam membekuk Persib di leg pertama pekan lalu dengan skor 3-2. Iwan menyatakan Firman Utina dkk. adalah tim biasa.
"Sudah saya bilang Persib tidak ada apa-apanya, terbukti tadi mereka kalah. Tidak ada yang istimewa dari permainan mereka," kata Iwan, saat jumpa pers setelah pertandingan.
"Saya yakin di leg kedua kami bisa kembali mengalahkan mereka minimal satu gol, atau juga bisa hanya imbang. Yang jelas kami tidak akan kalah," ia menambahkan.
Namun, pernyataan-pernyataan yang diucapkan Iwan, ditanggapi santai oleh Djanur. Ia menyebutkan agar pesaingnya itu lebih baik fokus pada taktik permainan dibanding mengurusi kubu lawan.
Sehingga tidak perlu repot-repot mengurusi tim lain. Ia hanya ingin membuktikan siapa yang lebih hebat saat berada di lapangan saat timnya bertanding. "Biarkan saja, tidak usah dikomentarin," ucap Djanur.
Tentunya keangkuhan yang ditunjukkan Iwan mengingatkan para pecinta sepak bola kepada sifat pelatih Chelsea Jose Mourinho. Pria asal Portugal tersebut kerap kali menebar perang urat sarat kepada rivalnya.
Paling sering mantan pelatih Real Madrid itu melakukan perang kata-kata dengan arsitek tim Arsenal, Arsene Wenger. Ia menganggap Wenger selalu saja tidak terima saat timnya ditaklukan oleh Mourinho.
Teranyar adalah saat The Blues mengalahkan Arsenal dengan skor 2-0 di pertandingan Premier League akhir pekan lalu. Mourinho menyarankan kepada pelatih asal Prancis tersebut untuk tetap tegar dalam menghadapi kekalahan.
"Saya bermain melawan Arsenal dalam beberapa kali, dan hanya satu kali mereka tidak mengeluh. Saat itu kami kalah dalam pertandingan, kami kehilangan piala, itu tidak baik bagi kita. Tapi, kami berperilaku dengan cara yang fantastis," kata Mourinho.
"Tidak ada alasan. Tidak (perlu) menangis. Tidak (perlu) mengeluh. Dan itu hanya Mr Jose Mourinho, pemain saya dan klub sepak bola Chelsea," imbuhnya.
Melihat sederet fakta tersebut rivalitas Iwan Setiawan dengan Djajang Nurdjaman bisa dibilang hampir mirip dengan Mourinho dan Wenger.
Perseteruan antar pelatih tersebut juga menjadi pemandangan menarik di sepak bola Tanah Air. Sebab selama ini belum ada pelatih di Indonesia yang berani secara terbuka memberikan kata-kata pedas untuk lawan. Layak ditunggu siapa yang terbaik Iwan atau Djanur?
Baca Juga:
Iwan Setiawan Sebut Persib Tidak Istimewa, Djanur: Biarkan Saja
Pelatih Borneo FC: "Sudah Saya Bilang Persib Tak Ada Apa-apanya"