Bola.com, Jakarta Wasit Djumadi Effendi yang ditunjuk Mahaka memimpin laga leg kedua perempat final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung vs Pusamania Borneo pada Sabtu (26/9/2015) terasa jadi mimpi buruk bagi Iwan Setiawan. Sang pelatih Pusamania Borneo FC punya cerita tak mengenakan dengan sang pengadil.
Kala menukangi Persija Jakarta di Indonesia Super League (ISL) 2012 Iwan Setiawan pernah bersitegang dengan Djumadi Effendi. Pelatih asal Aceh tersebut menumpahkan kekesalannya ke Djumadi Effendi seusai laga Persija vs Persisam Samarinda di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, pada Minggu (26/2/2012). Pertandingan sendiri berkesudahan 0-0.
Advertisement
Iwan sempat menantang wasit untuk berduel satu lawan satu. Kejadian ini terjadi saat keduanya berpapasan di lorong menuju pintu keluar stadion. Ia menganggap Djumadi tidak bertindak adil dalam memimpin pertandingan.
Kala itu Iwan sempat mengejar Djumadi hingga sang wasit masuk ke mobil. Iwan lantas mencoba untuk ikut masuk ke dalam mobil yang akan membawa rombongan wasit ke hotel tempat mereka menginap.
Sambil terus mengoceh mempertanyakan kinerja sang wasit, pelatih yang sempat menimba ilmu di Belanda itu berusaha mengajak Djumadi keluar mobil.
"Djum sini kamu, keluar! Kita buka baju, kita berantem secara jantan!" teriak Iwan.
Upaya Iwan tersebut lantas dilerai sejumlah orang, termasuk Sekretaris Tim Persija, Fery Indra Syarief, pelatih kiper, Haryono, dan beberapa ofisial Persija. Iwan memang sedang kesal dengan kepemimpinan Djumadi.
Wasit asal Malang, Jawa Timur itu dianggap Iwan cenderung memihak ke Persisam. Iwan bahkan menuduh praktik mafia wasit di kancah ISL
Aksi emosional Iwan tersebut disaksikan sejumlah wartawan media cetak dan televisi. "Sudah bang Iwan, istighfar. Tidak enak ada kamera," ujar ofisial salah seorang yang ikut melerai dan menenangkan Iwan.
"Biar saja semua orang melihat kejadian ini. Biar semua orang tahu mafia wasit masih ada. Coba nanti kita lihat apa yang dilakukan PT Liga Indonesia," teriak Iwan sembari berusaha keluar dari sergapan beberapa temannya yang melerai.
Sebelum kejadian di pintu merah, tempat para pemain keluar stadion tersebut, Iwan sempat bercerita ke beberapa media mengenai kekecewaannya terhadap kinerja pengadil lapangan hijau. Iwan mengatakan, saat ini kompetisi sepak bola tak jauh berbeda dengan masa lalu saat dirinya masih aktif bermain. Pengaturan skor maupun suap wasit masih terjadi.
"Pada saat saya melatih Persikabo, dan main di Bekasi, wasit Djumadi juga kurang ajar. Pada saat itu waktu tambahan harusnya 4 menit, ternyata sampai 12 menit baru pertandingan dihentikan," ujar Iwan.
"Mungkin saja saya akan pensiun melatih, dan tidak mau lagi melatih sepak bola jika kondisi seperti ini tidak berubah. Mafia wasit di sepak bola seperti ini yang menghancurkan sepak bola nasional," tambah pelatih yang sebelum menukangi Pusamania Borneo FC melatih Persela Lamongan itu.
"Kalau pertandingannya jujur, Persib sulit menang melawan PBFC. Karena kualitas permainan kami lebih baik dari mereka," ucap pelatih berlisensi A AFC dan KNVB itu.
Iwan Setiawan sepekan terakhir jadi pusat perhatian, seiring komentar-komentar psywar soal pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, dan juga tim asuhannya. Aksi kontroversialnya tersebut sempat membuat manajer Persib, Umuh Muchtar, dan kapten Tim Maung Bandung, Atep tersinggung.
Tim asuhan Iwan, Pusamania Borneo FC sendiri sukses menang 3-2 atas Persib di Stadion Segiri, Samarinda, pada Minggu (20/9/2015). Tim Pesut Etam hanya butuh hasil imbang saja untuk bisa melaju ke perempat final Piala Presiden 2015.
Keputusan penyelenggara turnamen Piala Presiden memilih sosok Djumadi Effendi sebagai wasit pertandingan Persib vs Pusamania Borneo FC bakal jadi tantangan tersendiri bagi Iwan Setiawan. Mampukah ia menghilangkan mimpi buruk yang menghantuinya beberapa tahun silam?
Baca Juga:
Iwan Setiawan Sesumbar Kalahkan Persib di Hadapan Ribuan Bobotoh
Viking Persib Bikin Lagu Khusus buat Iwan Setiawan di Bandung