Bola.com, Jayapura - Efek campur tangan Tim Transisi lewat SK melarang Asprov PSSI menggelar babak Pra PON sangat kuat. Ajang Pra PON Zona Papua di Stadion Mandala, Jayapura, kembali diwarnai aksi Walk Out (WO). Setelah tim Maluku menolak bertanding melawan tuan rumah Papua, Selasa (6/10/2015), giliran tim Papua Barat mengikuti jejak Maluku pada Kamis (8/10/2015) malam WITA.
Praktis dua partai pamungkas di zona itu berakhir dengan WO. Maluku kembali tak hadir di stadion ketika harus meladeni Maluku Utara (Malut) pada laga sore hari. Sementara pelatih Papua Barat, Hanafi, saat dihubungi bola.com, masih berada di hotel. Pelatih asal Malang itu menyatakan tak akan membawa pemainnya ke stadion untuk menghadapi Papua yang digelar malam hari.
Advertisement
"Untuk apa bertanding? Semua pertandingan di Jayapura ini tidak sah. Kami mengacu pada surat Tim Transisi yang menyatakan hasil kualifikasi wilayah Papua tak diakui. Apalagi secara aturan partai di sini ilegal setelah izin dari kepolisian dicabut," kata Hanafi.
Mantan pelatih Persiram Raja Ampat ini akhirnya mengungkapkan keganjilan pada proses sebelum pertandingan. Misalnya saat pengundian jadwal pertandingan, tuan rumah tak mengirimkan wakilnya.
"Tampaknya tuan rumah sudah diatur untuk selalu main malam hari. Seharusnya mereka juga hadir di acara undian itu. Selain itu, administrasi pemain Maluku Utara juga tak lengkap. Data pemain tak disertai ijazah sekolah dan akte kelahiran. Mereka hanya menyertakan KTP (Kartu Tanda Penduduk). Padahal sesuai aturan screening pemain harus ada ijazah dan akte lahir," tutur Hanafi.
Maluku dan Papua Barat belum bersikap lebih lanjut apabila babak kualifikasi PON diulang lagi. Mereka akan meninggalkan Jayapura karena karena penginapan sudah habis pada Jumat (9/10/2015).
"Sesuai aturan pertandingan kami menang WO atas Maluku. Setelah kami pernah mengalahkan Papua Barat, maka Maluku sebagai runner-up Zona Papua. Kami masih bisa lolos ke PON Jabar 2016 bila menang saat play-off dengan runner-up Sulawesi," ujar Asgar Saleh, Manajer Tim Maluku Utara.
Babak kualifikasi PON Zona Papua, oleh panpel setempat diubah menjadi Piala Gubernur Papua, untuk menyiasati izin pertandingan. Namun, Tim Transisi mengatakan kemungkinan hasil pertandingan itu tidak diakui karena Tim Transisi sudah menyepakati mengundur babak kualifikasi ke bulan November.
Baca Juga:
Pelatih Tim Pra PON Papua Galau bila Pra PON Mundur ke November
Ini Alasan Mengapa Maluku Pilih Mogok di Kualifikasi PON
Soal Pra PON Sepak Bola, Kemenpora Sesalkan Pernyataan Ketum KONI