Bola.com, Ternate - Pemain sayap Bonek FC, Ilham Udin Armayn semakin prihatin dengan ketidakjelasan sepak bola di Tanah Air. Ia tidak habis pikir karena keinginan mengharumkan nama tim Pra PON Maluku Utara terbentur dengan masalah nonteknis dengan tidak keluarnya izin keramaian menggelar pertandingan Pra PON di berbagai daerah.
Padahal, asa bisa bermain bola begitu kuat dibenak Ilham Udin setelah memperkuat Bonek FC di Piala Presiden 2015. Namun harapan cucu mantan Gubernur Maluku, Thaib Armayn itu untuk terus bermain dalam sebuah pertandingan harus terbentur konflik yang terjadi antara PSSI dan Tim Transisi bentukan Kemenpora.
Advertisement
"Belum sembuh sakit hati ini setelah Persebaya kalah WO, disusul kisruh pada ajang Pra PON Papua di Jayapura. Kok masalah datang tak ada habisnya," ucap mantan penggawa timnas U-19 ini.
"Saya pulang kampung untuk membela Maluku Utara di Pra PON. Ini pengabdian sekaligus untuk mengobati kekecewaan. Tak tahunya Pra PON juga penuh problem. Sampai kapan semua ini berakhir?"
Sebagai pemain muda yang sedang meniti karier di sepak bola profesional, wajar bila Ilham Udin Armayn bercita-cita ingin hidup sejahtera dari keahliannya menggocek si kulit bundar. Seperti yang dialami pemain senior asal Ternate, Zulham Zamrun. Ia juga bermimpi bisa jadi kebanggaan keluarga dan daerahnya saat berbaju Timnas Merah Putih.
"Saya dan pemain muda lainnya telah membuang masa remaja demi mengejar prestasi di sepak bola. Kami juga sudah berkorban dengan meninggalkan keluarga tercinta dan berpisah sangat lama untuk sepak bola," ia menuturkan.
"Tapi semua itu, sekarang terasa sia-sia. Jika konflik ini berlarut dan tak sampai kapan Indonesia disanksi FIFA, maka hilang sudah satu generasi sepak bola Indonesia di era saya. Kami hanya bisa memohon jangan padamkan cita-cita mulia ini," ia menambahkan.
Baca juga :
Hasil Laga Pra PON Zona Papua Terancam Tak Diakui