Bola.com, Malang - Rekor Arema Cronus meraih juara di setiap turnamen terhenti. Setelah delapan kali merengkuh trofi juara secara beruntun sejak 2013, Singo Edan akhirnya gagal membuka peluang jadi Piala Presiden setelah dikalahkan Sriwijaya FC di semifinal.
Posisi pelatih Arema, Joko Susilo, sempat digoyang karena pelatih yang biasa dipanggil Getuk itu dianggap gagal melanjutkan tugas dari almarhum Suharno yang meninggal dunia jelang bergulirnya Piala Presiden.
Advertisement
Namun, CEO Arema Cronus, Iwan Budianto, menjamin posisi Getuk aman. Dia masih dipercaya jadi pelatih kepala Singo Edan. "Sementara, kami masih percaya dengan dia (Getuk). Jadi, posisinya aman," kata Iwan.
Tidak dimungkiri Getuk punya peran sentral di tim pelatih Arema. Saat juara Menpora Cup 2013, dialah yang mengarsiteki tim. Sebab, Rahmad Darmawan kala itu meninggalkan Arema untuk bertugas di timnas U-23.
Ketika era kepelatihan Suharno, Getuk juga dipercaya sebagai ahli strategi. Pelatih berusia 44 tahun ini bahkan posisinya disetarakan Suharno. Sebab, program latihan dan strategi pertandingan berasal dari otaknya sedangkan Suharno diposisikan sebagai "bapak" sekaligus motivator pemain.
Hanya, di ajang Piala Presiden kali ini Getuk terlihat lebih tegang. Salah satu penyebabnya, pelatih asal Cepu itu masih syok dengan kepergian selamanya Suharno, yang sudah dianggap sebagai mentor dan guru.
Tetapi, semua itu tidak ingin dijadikan alasan kegagalan Arema menembus final Piala Gubernur. Getuk mengaku siap bertanggung jawab atas hasil yang sudah diraih.
"Kami akan tetap habis-habisan di perebutan peringkat ketiga. Setelah itu, evaluasi diserahkan kepada manajemen. Dan saya siap bertanggung jawab penuh," tegas pria yang dianggap sudah jadi legenda di Arema ini.
Baca Juga :
Ketika Pemain Arema Cronus Dijamu Mantan Pelatih Sriwijaya
Ini Bukti Cinta Suporter untuk Arema Cronus
Begini Cara Pemain Arema Menikmati Perjalanan dengan Kereta Api