Bola.com, Malang - Hajatan Piala Kemerdekaan yang telah berakhir dua bulan lalu membawa berkah bagi Jefri Kurniawan. Berbekal gelar Pemain Terbaik di ajang bikinan Tim Transisi itu, nama pemain asal Lawang, Kabupaten Malang itu, makin populer di telinga para penggemar sepak bola di Jatim.
Imbasnya, tawaran bermain di turnamen antarkampung (tarkam) mengalir deras. Bahkan, hampir dua bulan penuh sejak usainya Piala Kemerdekaan, Jefri tak pernah istirahat untuk tampil dari tarkam satu ke tarkam lainnya.
Advertisement
"Alhamdulillah, rezeki mengalir terus. Saya akui gelar di Piala Kemerdekaan kemarin punya efek positif bagi saya. Banyak klub yang ikut tarkam mengajak saya tampil. Saking banyaknya tawaran, hampir tiap hari saya main tarkam. Mulai bertanding di Malang, Pasuruan, Ngawi, Surabaya, bahkan sampai Kalimantan. Saya bersyukur saat kompetisi berhenti, uang terus datang dari hasil main tarkam," ungkap pencetak gol tunggal bagi Persinga Ngawi di final Piala Kemerdekaan, 13 Agustus lalu, saat dikalahkan PSMS 2-1.
Lantaran banyaknya undangan main tarkam, Jefri kerap menghabiskan masa istirahatnya di bus. Itu karena karena Jefry menempuh perjalanan dari satu kota ke kota lainnya dengan moda transportasi itu.
"Teman-teman mengolok-olok saya. Hidup saya sekarang di atas bus. Cara seperti ini butuh fisik prima, biasanya saya harus paksakan bisa tidur dalam perjalanan di bus karena klub tarkam di kota berikutnya sudah menunggu saya," tuturnya.
Soal bayaran beraksi di tarkam, Jefri mengungkapkan uang insentifnya bervariasi. Mulai Rp 400 ribu hingga Rp 1 jutaan.
"Bayaran itu tergantung kekuatan klub itu dan babak yang harus saya mainkan. Kalau masih penyisihan dibayar Rp 400 ribu. Tapi, kalau sudah masuk babak semifinal atau final, bisa lebih besar lagi. Paling enak main di Kalimantan. Saya dapat fasilitas tiket pesawat dan fee Rp 1 juta sekali tampil. Uang itu saya kumpulkan untuk membayar cicilan rumah di Singosari, Malang," ungkapnya.
Di antara puluhan tarkam yang diikuti Jefri selama dua bulan terakhir, momen yang paling berkesan ketika bermain satu lapangan dengan Evan Dimas di Lapangan Lidah Kulon, Surabaya. Jefri membela tim Desa Jeruk, Evan Dimas jadi tulang punggung klub desanya, Ngemplak.
“Tim saya menang 1-0. Tapi, bukan itu yang membuat saya bangga. Teman-teman menyindir Evan Dimas kalau timnya kalah lawan Jeruk yang diperkuat pemain terbaik Piala Kemerdekaan. Ya, saya anggap itu apresiasi dan motivasi saja," ujarnya.
Baca Juga :
Kemenpora Berniat Menalangi Hadiah Piala Kemerdekaan
Dana Sponsor Belum Cair, Uang Hadiah Piala Kemerdekaan Tertahan
Tim Transisi Masih Menunggak Sewa Stadion di Piala Kemerdekaan