Bola.com, Jakarta - Turnamen Piala Presiden 2015 melibatkan auditor Price Waterhouse Coopers, salah satu auditor jaringan internasional yang berdiri pada 1894 serta berkantor pusat di New York City, Amerika Serikat. Auditor tersebut merupakan aduitor empat besar di dunia, selain Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG.
PWC akan mulai bekerja untuk mengaudit turnamen gagasan Mahaka Sports and Entertainment ini secepat mungkin. Mereka melibatkan 10-15 hari untuk mengaudit turnamen. Daniel Rembeth, perwakilan PWC, mengatakan proses audit kira-kira memakan waktu satu bulan.
Advertisement
“Kami diberi deadline satu bulan, tetapi akan kami usahakan untuk selesai dalam tiga pekan,” kata Daniel kepada bola.com.
Jaringan PWC dunia memiliki klien besar seperti Bank of America, event organizer Academy Award, hingga Piala Dunia. Event olah raga besar Olimpiade musim dingin di Sochi, Rusia, pada 2014 juga diaudit oleh PWC.
"Kantor pusat kami di New York juga mengaudit beberapa klub profesional, seperti sepak bola, American Football, dan bola basket. Jadi, ini bukan pertama kali kami terjun di dunia olahraga. Tapi, kalau turnamen sepak bola di Indonesia memang baru pertama kali,” lanjutnya.
Daniel menceritakan awal kerja sama dengan penyelenggara Piala Presiden. "Awalnya karena relasi, baik dengan Emtek maupun Mahaka. Kami didekati untuk menjadi auditor dan penyelenggara turnamen memenuhi semua syarat sesuai dengan metodologi audit yang kami ajukan. Perlakuannya sama dengan klien-klien yang lain," jelasnya.
Daniel mengapresiasi bergulirnya turnamen Piala Presiden, yang dianggap sangat lancar dalam urusan finansial, mulai matchfee klub dan uang hadiah. Dengan pengelolaan yang profesional, tidak menutup kemungkinan sepak bola Indonesia bisa bergerak cepat menjadi sebuah industri yang menjanjikan.
"Saya lihat euforia sepak bola Indonesia sangat bernilai secara finansial asal klub mampu mengelola aset mereka dengan baik. Begitu juga dengan penyelenggara turnamen dan kompetisi bila dilakukan audit secara profesional," sambungnya.
Audit secara profesional jadi krusial bagi klub dan kompetisi Indonesia agar memiliki kredibilitas. Kredibilitas itu akan menjadi modal penting untuk mendatangkan sponsor dan kepercayaan publik.
"Tantangan bagus sebenarnya buat Indonesia. Sayang kalau euforia yang besar tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain Tiongkok, Indonesia adalah negara Asia yang punya passion bagus di olahraga," tegas Daniel.
Baca Juga :
Road to Final Piala Presiden 2015: Jalan Berbeda Persib dan SFC
Imbauan dari Mabes Polri soal Final Piala Presiden
Jelang Final Piala Presiden, Jokowi Ajak Semua Pihak Tetap Tertib