Bola.com, Sleman - Usai menggelar dua ajang besar Turnamen Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden, pemerintah berencana menggelar event serupa. Piala Jenderal Soedirman dan Indonesia Super Cup (ISC) digadang-gadang bakal digulirkan promotor Mahaka Sports and Entertainment pertengahan November.
Menanggapi hal ini, mantan bek tengah Persipasi Bandung Raya (PBR), Nova Arianto menilai turnamen hanya menguntungkan tim-tim besar yang menggelontorkan dana fantastis.
"Turnamen itu tidak efektif, karena tidak berjenjang. Tim-tim yang kalah langsung gugur di awal-awal dan setelah itu vakum lagi. Lebih baik jika menggulirkan kompetisi,'' ungkap Nova, Senin (26/10/2015).
Advertisement
Baca Juga
Pada Piala Presiden yang rampung pertengahan bulan ini, Persib Bandung meraih gelar juara. Maung Bandung menekuk Sriwijaya FC, dua gol tanpa balas pada partai puncak di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Jika melihat peserta di babak semifinal, memang diisi tim-tim yang memiliki dana berlimpah sepeti Arema Cronus, Mitra Kukar, serta dua finalis yakni Persib dan Sriwijaya. Sedangkan sisanya, tim dengan modal pas-pasan gugur di babak penyisihan. Sebut saja Persita Tangerang, Persela Lamongan, Persegres Gresik, Martapura FC, maupun PSGC Ciamis. PBR sendiri juga tersungkur di babak awal karena kalah bersaing dengan tuan rumah PSM Makasar, serta Pusamania Borneo.
Nova menilai, bergulirnya kompetisi membuat tim lebih memiliki nafas panjang untuk hidup. Sebab, mereka mempunyai kesempatan mengelola sumber daya yang ada dengan banyaknya waktu.
"Kalau kompetisi kan sistemnya kandang dan tandang. Jadi tim dengan modal dari sponsor yang tak terlalu besar masih punya harapan dari pemasukan tiket. Kami sebagai pemain hanya berharap kisruh sepak bola segera berakhir," tutur dia.
Sebelumnya, pemerintah juga menggelar turnamen Piala Kemerdekaan yang ditujukan untuk tim Divisi Utama. PSMS Medan menggenggam predikat juara usai mengalahkan Persinga Ngawi di Gelora Bung Tomo Surabaya.
Turnamen Piala Kemerdekaan sempat menyisakan masalah karena hadiah uang hadiah juara pertama dan kedua belum kunjung cair hingga akhirnya Kemenpora turun tangan dengan mencairkan uang hadiah dengan dana APBN.