Sukses


Tarkam di Lawu: Bola Masuk ke Jurang, Warga Nonton dari Kuburan

Bola.com, Karanganyar - Keunikan dan keseruan tersaji dalam turnamen antarkampung (tarkam) Piala Bupati Karanganyar di Stadion Mini Plumbon, Tawangmangu. Selain penonton berjubel hingga asisten wasit ''terpaksa'' bertugas di dalam lapangan, masih ada hal-hal unik lainnya.

Berada di lereng Gunung Lawu membuat lokasi pertandingan dikelilingi perbukitan. Tak hanya itu, tepat di belakang gawang sisi utara merupakan area persawahan terjal yang tersambung jurang sedalam kurang lebih 10 meter.

Apa jadinya apabila si kulit bundar yang disepak pemain melayang tinggi? Selain tak masuk ke gawang, tak jarang bola pun kadang masuk ke jurang. Panitia pun harus berjibaku menuruni bukit persawahan agar bola tak hilang dan hanyut ke sungai di bawahnya.

''Kami menyiapkan delapan orang yang khusus berjaga-jaga di area tersebut. Jadi, saat bola melewati area stadion bisa segera diambil,'' ungkap ketua panitia, Dua Malam Sehari saat berbincang dengan bola.com, Minggu (1/11/2015).

Keunikan tak cukup sampai di situ. Sebab, saat sedikitnya 2.500 penonton selalu memadati lokasi pertandingan, ada pula puluhan warga yang duduk santai menyaksikan laga di tempat yang kurang lazim.

Pemandangan Stadion Mini Plumbon dari 'tribune' penonton dadakan alias kuburan. Warga menikmati laga Piala Bupati Karanganyar dari kuburan secara gratis. (Bola.com/Romi Syahputra)

Mereka menyaksikan laga dari kompleks pemakaman umum desa setempat yang letaknya memang berada di perbukitan sekitar 200 meter dari stadoin. Dengan santai warga duduk di batu nisan makam yang sering dianggap menakutkan. Bahkan tidak hanya kaum pria, sejumlah ibu-ibu juga tampak duduk sambil menyuapi anaknya makan sore.

''Tidak masalah duduk di sini (batu nisan). Tidak kalah asyiknya dengan nonton di lapangan langsung,'' ujar Prawiro, yang duduk santai menyilangkan kakinya di atas kuburan.

Pria berusia 56 tahun ini mengaku dengan menyaksikan pertandingan dari atas bukit ini, dia dapat lebih mudah mengaksesnya dari kampungnya yang terletak tidak jauh dari kompleks pemakaman itu.

Meski tidak terlalu jelas, dia mengaku tetap dapat menikmati jalannya pertandingan. Berbeda lagi dengan apa yang diungkapkan pria berusia 64 tahun bernama Padino.

''Kalau saya nonton langsung di lapangan, tergantung pertandingannya. Kalau Persis Solo atau tim yang memakai pemain ISL, pasti saya nonton di stadion,'' ujarnya.

Tidak takut menonton di kompleks pemakaman? Keduanya menjawab tidak sama sekali. ''Dinikmati saja, Mas. Jangan mikir yang seram-seram, ah,'' seloroh Padino sambil tertawa.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer