Sukses


Kisah Sukses Penjual Sapi Gaet 11 Pemain ISL untuk Klub Tarkam

Bola.com, Jakarta - Wahyu Widodo (29 tahun) mendadak terkenal di Kabupaten Banjarnegara, Jateng, setelah klub tarkam yang ia bentuk menjuarai Piala Bupati Banjarnegara, Minggu (1/11/2015). Klub itu bernama Brahman Keong Racun yang sukses mengalahkan Persak Kebumen 2-0 pada partai final. 

Wahyu adalah pedagang sapi di Pasar Induk Banjarnegara, yang sudah memulai bisnis sejak 2008. Sebagai pecinta sepak bola, Wahyu tak mau tinggal diam ketika Asosiasi PSSI Kabupaten Banjarnegara menggelar turnamen. Wahyu berpikir, dengan membentuk klub dan ikut turnamen, ia bisa mempromosikan bisnis sapi.

“Yang pertama kebanggaan dan tentu dengan ikut turnamen nama saya dan usaha sapi jadi lebih dikenal masyarakat,” kata Wahyu.

Tak tanggung-tanggung, Wahyu membentuk klub dengan modal pemain lokal plus beberapa pemain ISL. Pada laga final, ada dua pemain Sriwijaya FC yang ia rekrut, yakni T.A. Musafri dan Fachrudin Wahyudi Aryanto. Dua pemain asing berhasil ia datangkan, yakni Herman Dzumafo dan Onambele Basile.

Selain itu, Brahman Keong Racun juga diperkuat gelandang Persib Bandung, Hariono dan mantan bek timnas, Nova Arianto. Ditambah lagi, ada eks striker Persikabo Bogor, Mustopa Aji dan penyerang lincah Persiba Bantul, Ugik Sugiyanto. Pemain yang kenyang pengalaman di Indonesia Super League dan Divisi Utama itu tampil di partai final. Hasilnya, Musafri dan Mustopa Aji mencetak dua gol kemenangan Brahman Keong Racun.

Sebelumnya, Brahman Keong Racun juga diperkuat mantan gelandang timnas U-19, Muhammad Hargianto dan dua pemain Surabaya United, Slamet Nurcahyo dan Rudi Widodo. Total, selama gelaran Piala Bupati Banjarnegara, Wahyu sukses mendatangkan 11 pemain berlabel ISL.

Enam di antaranya gabung klub ISL hingga saat ini, yakni Hariono, T.A. Musafri, Fachrudin, Hargianto, Slamet Nurcahyo, dan Rudi Widodo. Sementara, Nova Arianto, Herman Dzumafo, Onambele Basile, Erik Setiawan, dan Munadi berstatus eks pemain ISL karena saat ini tidak aktif di klub ISL.

Wahyu membeberkan, ia membayar pemain mulai 2 hingga 5 juta rupiah untuk sekali tanding. Bila ditotal, uang yang ia keluarkan mencapai seratus juta lebih. Padahal, hadiah juara turnamen hanya 25 juta.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

1

“Jelas tekor, tapi saya puas bisa berkiprah di turnamen. Dahulu saya pemain sepak bola dan kuliah di jurusan olahraga tapi DO. Makanya saya ingin kembali menggairahkan sepak bola di kampung, saat kompetisi terhenti akibat pembekuan PSSI,” katanya.

Wahyu juga bercerita suka duka menjadi pemilik klub tarkam. Tak hanya bayaran pemain, tapi ia juga harus menyediakan tiket pulang pergi dan penginapan bagi pemain yang diundang. Pengalaman paling seru adalah saat ia berburu pemain dalam waktu empat jam.

“Ceritanya, malam sebelum final, sebenarnya saya sudah sepakat dengan dua pemain Persija, Ramdani Lestaluhu dan Amarzukih, lalu pemain Mitra Kukar, Rahmat Affandi. Tapi, mereka membatalkan karena harus bergabung dengan klub. Hargianto juga pamit tak bisa main di final karena harus ikut klubnya uji coba di Makassar,” lanjutnya.

Alhasil, Wahyu pusing tujuh keliling karena ia belum punya pemain bintang. Sementara, lawan di final, yakni Persak Kebumen diperkuat beberapa pemain ISL, seperti Oktovianus Maniani, Leonard Tupamahu, Rizky Rizaldi Pora, Choirul Huda, dan Ledi Utomo.

“Saya langsung menghubungi pemain Bali United, Loudry Setiawan dan Endra Permana. Tapi mereka tak dapat tiket dari Denpasar ke Semarang, jadi batal,” ujar Wahyu.

Wahyu langsung gerak cepat mencari pemain mulai pukul 23.00 WIB. Sampai Minggu (1/11/2015) dini hari, ia sukses mencapai kesepakatan dengan Musafri, Fachrudin, Herman Dzumafo, dan Hariono.

“Ya, itu merupakan pengalaman berharga buat saya. Alhamdulillah, tim kami juara. Saya juga senang bisa berbagi rezeki dengan pemain sepak bola di tengah vakumnya kompetisi,” tegas Wahyu.

Wahyu ternyata tak sendiri. Ia punya pesaing dari kecamatan Pagentan, Banjarnegara, yakni juragan kayu yang sukses mendatangkan lima pemain Persib Bandung sekaligus pada babak semifinal. Lima pemain Persib itu adalah Firman Utina, Zulham Zamrun, Taufiq, Achmad Jufriyanto, dan Tony Sucipto. Klub yang diperkuat pemain Persib bernama Andalas Kayuares Pagentan.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer