Sukses


Pemain Cedera karena Tarkam, Mundari: Kekhawatiran Saya Terbukti!

Bola.com, Kediri - Satu per satu pemain mulai dihantam cedera yang diklaim akibat mengejar setoran dengan tampil di ajang turnamen antarkampung (tarkam) yang marak digelar di berbagai pelosok daerah Indonesia.

Kabar terkini, dua pemain senior, Rahmat Latief dan Zulham Zamrun, mengalami cedera lutut ketika bermain di Habibie Cup. Jajang Sukmara juga cedera, meski tak terlalu parah.

Sinyalemen ini sejak awal telah diprediksi Mundari Karya. Mantan pelatih Pelita Jaya dan PSPS Pekanbaru ini pernah mengingatkan para pemain jangan mengikuti hawa nafsu dengan aji mumpung karena mereka sedang naik daun usai tampil apik di Piala Presiden 2015.

"Inilah dampak buruk turnamen dan tarkam karena pemain yang tampil dua ajang itu tanpa persiapan fisik yang memadai. Mereka aji mumpung sedang laris, makanya ajakan tarkam di mana pun dijalani. Ini bedanya dengan kompetisi di mana semua program mulai latihan fisik, taktik, dan terutama asupan nutrisi dijaga dengan oleh pengelola klub," tutur Mundari Karya.

Lantaran kejar setoran, lanjut pelatih yang kini menangani Pra PON Kalsel ini, pemain tak memikirkan waktu istirahat dan gizi yang dibutuhkan tubuh.

"Karena nafsu, ada pemain yang harus terbang dari satu pulau ke pulau lainnya untuk memenuhi undangan tarkam. Banyak juga pemain yang rela menempuh perjalanan darat sangat jauh dan berjam-jam. Pemain kita masih banyak yang belum disiplin. Di klub saja, mereka sering makan di luar yang sesuai selera lidah. Bukan menyantap menu yang sudah diukur kalori dan gizinya oleh tim medis klub," paparnya.

Mundari menambahkan cedera yang dialami para pemain, bisa membuat honor bermain tarkam akan terkuras untuk pengobatan. Kasus yang menimpa Zulham Zamrun dan Rahmat Latief diharapkan bisa jadi pelajaran bagi pemain lain.

"Cedera ligamen yang dialami Zulham Zamrun tak bisa cepat sembuh. Semoga tidak parah. Jika akut, tentu butuh biaya besar untuk penyembuhan. Ini pelajaran bagi semua. Pembenahan sepak bola kita tak bisa hanya dengan menggelar turnamen-turnamen. Yang dibutuhkan kompetisi yang terprogram dan kontinu bila ingin membangun sepak bola Indonesia," tutur salah satu pelatih senior di Tanah Air itu.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer