Bola.com, Surabaya - Bonek Mania dan Bonek 1927 telah berdamai. Dedengkot Bonek kedua kubu berkumpul di acara HUT Yayasan Suporter Surabaya, Minggu (8/11/2015), di Markas Besar Bonekmania di kawasan Jl. Raya Darmo, Surabaya. Sebebarnya apa pangkal yang membuat mereka terpecah?
Perpecahan di tubuh Bonek berawal dari keputusan manajemen Persebaya membawa timnya menyeberangke kompetisi ilegal, Indonesia Premier League (IPL) pada 2010 lalu.
Meski langkah ini diambil sebagai bentuk perlawanan atas PSSI rezim Nurdin Halid yang dianggap sudah mendzalimi mereka. Pilihan tersebut dinilai sebagian Bonek tidak tepat. Sebab, mereka meyakini masih ada cara lain yang lebih konstitusional untuk melawan PSSI rezim Nurdin.
“Saya tahu kalau langkah dua petinggi Persebaya Saleh Mukadar dan Pak Cholid Goromah salah. Sebab, keputusannya itu hampir membuat nama Persebaya tercoret dari keanggotaan PSSI,” ujar Hamin Gimbal, pentolan Bonekmania.
Kendati hati kecilnya menolak, Hamin Gimbal cs sebetulnya masih sempat memberikan dukungan pada Persebaya 1927 setiap kali tampil di kompetisi yang digagas oleh salah satu konglomerat Tanah Air, Arifin Panigoro, tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Bonekmania semakin bimbang ketika Persebaya Surabaya, yang dibentuk sejumlah stakeholder sepak bola Surabaya, promosi dari Divisi Utama ke Indonesia Super League (ISL) 2013. Jadwal pertandingan dua kompetisi berbeda itu kerap bertabrakan.
“Saya lelah, karena dalam seminggu saya bisa berpindah tempat tiga kali. Bahkan saya sampai jatuh sakit karena kelelahan,” ujar Hamin.
Kondisi fisik yang terkuras itu pula memaksa Hamin Gimbal cs. yang tergabung dalam Yayasan Suporter Surabaya memilih untuk meninggalkan Persebaya 1927. Namun keputusan itu ternyata menuai badai, karena Hamin dianggap lebih mementingkan kelompoknya sendiri ketimbang berjuang melawan PSSI.
Konflik semakin parah ketika PSSI membubarkan IPL dan mengakui ISL sebagai kompetisi resmi yang diakui federasi. Semakin merasa tersisih, Hamin cs. yang dianggap sebagai antek dari Persebaya yang berlaga di ISL kian dihujat oleh Bonek 1927. Bahkan berkali-kali nyaris terjadi bentrok fisik antar kedua kelompok suporter asal Surabaya itu.
Hampir selama lima tahun perseteruan itu berlangsung, kini Bonekmania dengan Bonek 1927 akhirnya bersatu. Mereka sepakat mengakhiri konflik setelah keduanya merasa dirugikan oleh masing-masing klub yang mereka dukung.
Momentumnya saat perayaan HUT Yayasan Suporter Surabaya (YSS) ke-21 di Mabes Bonekmania. Di acara tersebut, hadir pula para dedengkot Bonek 1927 macam Andie Peci, Hasan Tiro dan Joner. Di acara tersebut mereka berikrar untuk bersatu.
"Kami tidak akan pecah lagi, karena Bonek hanya satu, tidak ada Bonek ISL dan Bonek 1927," ujar Andie Peci.
Sayangnya bersatunya Bonek tak lantas diikuti selesainya dualisme Persebaya. Persebaya 1927 yang didukung mayoritas Bonek saat ini masih menjalankan aktivitas latihan. PT Persebaya Indonesia yang mengelola klub ini memenangi hak cipta penggunaan logo dan nama Persebaya. Hanya gerak mereka terhambat karena dianggap bukan anggota PSSI.
Di sisi lain Persebaya ISL, belakangan juga terlihat limbung. Mereka kini telah berganti nama menjadi Surabaya United dan tak juga mendapat dukungan bulat dari Bonek. Ending konflik dualisme Persebaya masih tanda tanya.