Bola.com, Sidoarjo - Manajer PS TNI, Andri Mahyar merasa puas tim binaannya dapat mengalahkan Pusamania Borneo FC. Kemenangan tersebut juga sebagai bukti kalau pernyataan yang dilontarkan pelatih Pesut Etam Iwan Setiawan tidaklah benar. PS TNI boleh berstatus klub amatir, tapi mereka tidak kalah dengan klub profesional kontestan ISL.
Andry Mahyar wajar gusar, sebelum duel PS TNI vs Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan mengumbar psywar yang cenderung meremehkan kualitas PS TNI. Tim yang diarsiteki Suharto AD tersebut disebut Iwan hanya diisi para pemain biasa dan tak mungkin bisa mengalahkan timnya.
"Maaf, coach Iwan Setiawan kami memang tim amatiran, tapi kami mampu meraih kemenangan dari tim profesional," kata Andry Mahyar ke bola.com usai laga PS TNI vs Pusamania Borneo FC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (18/11/2015) malam
Advertisement
Baca Juga
Borneo FC dikalahkan Manahati Lestusen dkk. lewat drama adu penalti dengan skor 8-7 (2-2). Padahal Pesut Etam sempat unggul lebih dulu melalui dua gol Febri Hamzah pada babak pertama. Namun keunggulan itu dibalas sepasang gol Aldino Herdianto.
Kekalahan ini juga membuat Iwan meletakan jabatan pelatih Borneo FC. Sebab sebelum pertandingan nakhoda asal Aceh tersebut bernasar jika timnya kalah kalah dari PS TNI dirinya akan berhenti melatih di klub yang dimiliki pengusaha muda asal Samarinda, Nabil Husein. Ia digantikan asistennya Kas Hartadi.
Kemenangan atas Borneo FC juga membuat Legimin Raharjo dkk. untuk sementara berada di puncak klasemen Grup C Piala Jenderal Sudirman dengan raihan lima poin. Sebelumnya, pada laga perdana PS TNI juga berhasil menaklukan Surabaya United dengan skor 2-1.
Pencapaian ini terasa luar biasa karena PS TNI terhitung bukan unggulan. Walau dihuni sejumlah pemain muda berlabel Timnas Indonesia, mayoritas skuat dihuni pemain PSMS Medan yang notabene klub kompetisi kasta kedua Divisi Utama. Tim Ayam Kinantan beberapa tahun terakhir terhitung kurang berprestasi.
Kalaupun sempat juara Piala Kemerdekaan, turnamen garapan Tim Transisi Kemenpora pada bulan Agustus lalu, kegemilangan anak-anak Medan dipandang sebelah mata karena turnamen hanya diikuti klub Divisi Utama.