Bola.com, Sidoarjo - Kiprah PS TNI di turnamen Piala Jenderal Sudirman tentunya mengagetkan semua pecinta sepak bola Tanah Air. Berstatus tim amatir, Mahanati Lestusen dkk. sukses mengalahkan dua klub ISL, Surabaya United dan Pusamania Borneo FC. Kesuksesan ini tak lepas dari budaya tegas yang diberlakukan di tim.
Pada partai perdana Grup C, PS TNI sukses mengalahkan tuan rumah Surabaya United 2-1. Kemudian di laga kedua skuat asuhan Suharto AD ini menekuk Pusamania Borneo FC lewat drama adu penalti dengan skor 8-7 (2-2).
Menurut kapten PS TNI, Legimin Raharjo, penampilan trengginas yang ditunjukkan timnya karena kebersamaan yang kuat. Hal itu seperti yang biasa dilakukan dalam tubuh TNI.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan Legimin menyatakan unsur-unsur TNI begitu kental di timnya. Sebab seperti diketahui mayoritas pilar klub amatir itu adalah personel TNI yang juga jadi pemain PSMS Medan.
"Solidaritas di PS TNI sangat kuat, bila salah satu dari kami ada yang melakukan kesalahan semua pemain akan mendapatkan hukuman dari pelatih," kata Legimin Raharjo yang dijumpai bola.com di Hotel Papilio, Surabaya, Sabtu (21/11/2015).
"Hukuman yang diberikan bermacam-macam seperti push-up, sit-up dan juga lari keliling lapangan. Itu semua membuat kami jadi merasa kaya saudara sendiri di tim ini," tutur Legimin.
Saat menggelar latihan pasukan PS TNI melakukan sejumlah prosesi layaknya tentara. Saat turun dari bus misalnya, Manahati Lestusen cs. lebih dulu melakukan baris dan memberi hormat pada pelatihnya, Suharto.
Setelah barisan dibubarkan, mereka berjalan tertib memasuki lorong menuju lapangan. Setibanya di sana, mereka kembali berbaris. Kali ini menjadi tiga sap, dipimpin oleh sang kapten Manahati Lestusen, mereka mengawali latihan dengan berdoa, dilanjut arahan dari sang pelatih.
Sekitar dua menit prosesi itu berjalan, mereka baru menjalankan pemanasan sekaligus latihan layaknya tim lain. “Karena mayoritas anggota TNI, sikap dan prilaku pemain layaknya tentara. Apalagi tim ini langsung dibawahi oleh Kostrad,” ujar Suharto, pelatih kepala PS TNI.
Semua itu bukan tanpa sebab. Satu-satunya tim yang tak menggunakan pemain asing di Piala Jenderal Sudirman itu ingin mengusung semangat TNI yang disiplin dalam menjalankan tugas, dan pantang menyerah.
Suharto sendiri mengakui, sikap tersebut membawa dampak positif pada timnya. Minimal, kepercayaan diri serta motivasi para pemainnya sejauh ini cukup bagus kendati lawan yang mereka hadapi adalah tim-tim Indonesia Super League.
Di Piala Jenderal Sudirman total ada 14 tim yang berstatus klub kompetisi kasta tertinggi. PS TNI satu-satunya tim amatir yang berlaga di turnamen yang digagas Panglima TNI tersebut. Dua kemenangan beruntun yang diraih PS TNI membuat peluang mereka lolos ke fase berikutnya amat besar.