Bola.com, Sidoarjo - Surabaya United lega seusai meraih poin penuh di babak penyisihan Grup C Piala Jenderal Sudirman, dari hasil menang 1-0 atas Persib Bandung, Sabtu (22/11/2015). Padahal sebelumnya, Evan Dimas dkk. dibekuk klub amatir PS TNI 1-2.
Suasana tegang menghampiri skuat Surabaya United setelah kalah dari PS TNI. Bahkan saat menjalani latihan menjelang laga kontra Persib di Sidoarjo, Jumat (21/11/2015), para pemain masih terlihat kaku. Mereka terbebani untuk menang.
Seperti kebanyakan tim yang baru saja meraih hasil buruk, ketegangan sangat tampak di wajah para pemain. Pelatih kepala Ibnu Grahan sengaja membuat aturan, siapa pun pemain yang tidak bisa menjaringkan bola ke gawang harus koprol sebanyak lima kali.
Suasana masih tegang, Ibnu pun berinisiatif mengambil tendangan jarak jauh seperti yang dilakukan para pemain. Namun alih-alih memasukkan bola, tendangan Ibnu dibuat sengaja meleset. Keruan saja, para pemain langsung meminta sang pelatih untuk koprol. Ibnu pun melakukannya.
Para pemain tertawa senang, kesedihan dan muka pemain yang sebelumnya datar langsung semringah. Seketika itu juga kebekuan itu kembali mencair. Untuk urusan mengocok perut, Ibnu memang jagonya. Aksi-aksinya yang jenaka selalu menjadi pembeda. Ia juga memiliki cerita-cerita lucu untuk membuat para pemain tertawa.
Baca Juga
Advertisement
Ibnu tak jarang menyempatkan waktu untuk sekadar nongkrong bersama pemain, mendengarkan keluh kesah dan curahan hati.
Para pemain merasa beruntung memiliki pelatih seperti Ibnu Grahan, karena mereka bisa menganggap Ibnu sebagai sahabat, ayah, dan pelatih di saat yang berbeda-beda sesuai dengan waktu dan tempat.
“Kedekatan inilah yang tidak kami temukan di klub yang lain. Saya sudah berpindah-pindah klub, tapi saya tidak pernah menemukan suasana kekeluargaan seperti di tim ini,” jelas kiper Jendry Pitoy yang diamini oleh Rudy Widodo.
Tak hanya pelatih yang punya inisiatif untuk melakukan pendekatan, para pemain Surabaya United juga tanpa malu-malu memulai lebih dulu memberikan usulan atau sekadar berbagi dengan para pelatih.
Suasana seperti ini yang jadi senjata Surabaya United. Mereka membangun kebersamaan di dalam maupun luar lapangan. Selain itu, pelatih kepala dan para asisten tak segan-segan mendekati pemain yang tampak lesu atau tak optimal. Mereka kerap berbagi resep bagaimana mengatasi persoalan yang dihadapi para pemain.