Bola.com, Surabaya - Tidak ada satu pun orangtua yang menginginkan nasib anaknya tidak menentu. Harapan itu pula yang ada di benak pasangan Condro Darmono dan Ana, orangtua pemain muda berbakat Indonesia, Evan Dimas Darmono.
Pasangan itu menginginkan putera mereka, Evan, mendapatkan yang terbaik dalam kariernya sebagai pesepak bola.
Lantas bagaimana perasaan keduanya ketika Evan tidak dilepas Surabaya United meski kesempatan Evan menjalani trial di luar negeri sangat terbuka? Berikut penuturan Ana pada bola.com.
Bagaimana perasaan Anda melihat kondisi sepak bola Indonesia saat ini?
Sangat prihatin karena anak saya punya kemampuan yang seharusnya bisa disalurkan untuk sesuatu yang lebih besar dari sekadar turnamen. Apalagi anak saya juga menggantungkan hidupnya di bola. Meski masih ada saja turnamen-turnamen kecil dan besar yang bisa menghasilkan uang, tentu tidak seperti kalau kompetisi berputar.
Sebagai orangtua, bagaimana Anda melihat potensi besar Evan seolah terbuang begitu saja?
Tentu kami tidak tega. Saya berharap kompetisi segera bergulir lagi karena kami mendengar jika turnamen sekelas tarkam tidak menjamin keselamatan pemain. Kalau sampai cedera, tentu anak saya yang rugi.
Tanggapan Anda soal adanya kesempatan bagi Evan untuk trial keluar negeri, tapi tidak mendapat restu klub?
Semua orangtua pasti ingin anaknya dapat yang terbaik, tapi saya tidak tahu ada kesepakatan apa antara Evan dengan klub. Jangan-jangan karena memang Evan dan Surabaya United sama-sama tidak tertarik, atau justru Evan yang belum mau.
Jadi kalau tanya perasaan saya, biasa-biasa saja. Tapi, kalau Evan dan klub sama-sama sejalan untuk meneriman tawaran trial itu, tentu saya ikut senang.
Advertisement
Baca Juga
Anda lebih senang Evan ke mana? Di Indonesia saja atau ke luar negeri?
Bukannya saya tidak bangga dengan sepak bola dalam negeri, tapi kalau bisa main di luar negeri tentu sangat senang dan membanggakan.Siapa sih orang tua yang tidak bangga anaknya main di luar negeri. Tidak banyak pemain yang bisa bermain di Eropa atau negara Asia lainnya.
Tapi, semua kembali ke Evan karena yang menjalani Evan. Saya dan ayahnya hanya bisa memberi dukungan dan semangat pada Evan.
Jika diminta untuk memilih, Anda lebih senang Evan bermain di Eropa atau di Jepang?
Di mana pun, asal sepak bolanya maju dan bagus saya senang. Mau Eropa atau Jepang, bagi saya bukan masalah. Yang terpenting anak saya juga senang. Kami tidak pernah memaksa Evan. Kalau suatu saat mendapat kesempatan bermain di luar negeri, sepenuhnya jadi hak Evan untuk menentukan.
Durasi kontrak Evan masih dua tahun lagi dengan Surabaya United, tanggapan Anda?
Selama Evan masih terikat kontrak, tentu kami harus menghormatinya. Evan harus bertahan sebagai bentuk tanggung jawab pada profesinya. Saya tidak ingin nama anak saya buruk karena dianggap melanggar kesepakatan kontrak.
Evan sudah dewasa dan tahu harus berbuat apa. Saya pikir, Evan sudah bisa menentukan mana yang baik dan buruk, serta apa konsekuensi serta risikonya jika melanggar kesepakatan. Jika dia sampai sekarang memilih bertahan dengan Surabaya United karena masih ada ikatan kontrak, saya rasa itu pilihan terbaik.
Harapan Anda soal masa Evan?
Saya berharap, Evan bisa mendapatkan yang terbaik. Entah itu tetap bermain di Indonesia, atau di luar negeri. Saya ingin anak saya punya kesempatan lagi membela Timnas Indonesia, tentu sebelumnya konflik di sepak bola nasional segera berakhir dan kompetisi kembali bergulir.