Bola.com, Jakarta - Babak penyisihan grup Piala Jenderal Sudirman yang berlangsung sejak 10 November telah berakhir pada Selasa (1/12/2015). Kini, Mahaka Sports and Entertainment selaku pengelola turnamen ini bakal menggelar babak 8 besar.
Secara keseluruhan fase penyisihan grup berjalan lancar. Namun, sejumlah hal yang jadi sorotan terjadi. Semisal masih terjadinya protes terhadap kinerja wasit dari kontestan hingga isu pengaturan pertandingan yang muncul.
Bagaimana Mahaka Sports menanggapi hal itu serta seperti apa evaluasi yang dilakukan Mahaka selama penyelenggaraan fase penyisihan grup? Berikut wawancara bola.com dengan CEO Mahaka Sports, Hasani Abdulgani.
Apa pendapat Mahaka tentang kabar pengaturan skor yang berembus di Piala Jenderal Sudirman?
Sebetulnya ini merupakan isu, namun hal ini sangat penting karena menyangkut nama besar TNI termasuk penggagas Piala Jenderal Sudirman, Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Kalau memang ada bukti dan saksi yang melihat adanya pegaturan skor di Piala Jenderal Sudirman, silakan hadir menemui kami para penyelenggara. Kami semua siap diperiksa, jika ada bukti dan saksi terhadap pengaturan skor yang dialamatkan kepada kami. Kapan dan di manapun kami siap diperiksa.
Apa pendapat Mahaka tentang sejumlah protes kepada wasit di Piala Jenderal Sudirman?
Hal ini merupakan kritik dan saran bagi kami selaku penyelenggara. Kami selalu mengevaluasi setiap pertandingan di babak penyisihan termasuk kinerja wasit. Komisi Wasit Piala Jenderal Sudirman sudah bekerja untuk mengevaluasi wasit yang memimpin di babak penyisihan grup.
Ada beberapa wasit yang kami evaluasi, bahkan kami pulangkan dan tak akan menggunakan jasanya di babak 8 besar. Kami yakin wasit di babak 8 besar akan memiliki kinerja yang baik, adil, dan jujur dalam memimpin pertandingan.
Advertisement
Baca Juga
Soal PSSI yang menganggap Piala Jenderal Sudirman dapat memperpanjang sanksi FIFA karena melibatkan pemerintah?
Kami melibatkan seluruh pihak yang mencintai sepak bola Indonesia. Kami tidak ingin membuat turnamen tanpa seizin PSSI dan pemerintah. Hal itu sudah kami lakukan sebelum Piala Jenderal Sudirman dimulai. Jujur saja, PT Liga Indonesia membantu kami untuk menyelenggarakan Piala Jenderal Sudirman.
Kami bukan bermaksud mengambil alih jalannya sepak bola di Indonesia. Kami hanya diundang TNI menggelar Piala Jenderal Sudirman untuk memperingati HUT TNI ke-70. Kami bersedia, karena ingin memberikan hiburan sepak bola bagi masyarakat Indonesia.
Evaluasi apa yang dilakukan Mahaka menuju babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman?
Banyak yang kami evaluasi jelang babak 8 besar. Kami selalu melakukan evaluasi setiap pertandingan di babak penyisihan. Hal yang paling nyata adalah kinerja wasit. Kami ingin babak 8 besar tidak ada kesalahan dalam kinerja wasit yang dapat menimbulkan protes dari para klub peserta.
Kalau soal kepanitiaan, sejauh ini cukup berjalan dengan baik. Tidak ada permasalahan di seluruh kota yang jadi tuan rumah babak penyisihan grup Piala Jenderal Sudirman. Meski begitu, kami akan tetap evaluasi kekuarangan panitia pelaksana dari berbagai kota di babak penyisihan grup sebagai pelajaran untuk panitia pelaksana di babak 8 besar.
Bagaimana kelanjutan kasus Ferdinand Sinaga dan Manajer Sriwijaya FC, Nasrun Umar?
Kami sudah melaporkan hal tersebut kepada Komisi Disiplin (Komdis) Piala Jenderal Sudirman. Dalam waktu dekat Komdis akan memutuskan sanksi denda yang akan dikenakan ke Ferdinand Sinaga, Nasrun Umar, dan Sriwijaya FC. Sudah pasti semuanya akan terkena sanksi denda.
Di sisi lain, kami selaku penyelenggara sudah mempelajari kasus tersebut dan melakukan evaluasi agar tidak terulang di babak 8 besar.
Â