Sukses


4 Hal Ini Terungkap saat Ferdinand Sinaga Curhat kepada Wartawan

Bola.com, Jakarta - Ferdinand Sinaga. Mungkin publik menilai sosok ini adalah pemain yang temperamental kala beraksi di lapangan. Di luar lapangan, Ferdinand adalah pria yang sangat ramah.

Ferdinand melakukan sesi curhat kepada beberapa wartawan, seusai menjalani sidang Komisi Disiplin Piala Jenderal Sudirman, Jumat (4/12/2015) di Hotel Century, Senayan, Jakarta. Ia pun blak-blakan bercerita tentang proses sidang yang ia jalani, hingga obrolan ringan.  

Setidaknya ada empat hal yang terungkap dari curhatan itu. Pertama, Ferdinand mengaku memiliki dua sisi pembawaan yang berbeda. “Saya ini jangan dikira galak. Saya pemain paling ramah kepada wartawan,” kata Ferdinand memulai pembicaraan.

Pemain sayap Sriwijaya FC itu juga sudah kebal dengan pemberitaan media, terkait dengan beberapa kejadian yang menimpa dirinya, termasuk kasus terkini di Piala Jenderal Sudirman. Ferdinand berusaha cuek apabila ada pemberitaan yang tidak mengenakkan hati.

“Sudah biasa. Tapi sebaiknya, kalau membuat judul jangan memanasi, tapi dibuat yang adem,” ucapnya.

Terlepas dari hal itu, Ferdinand berterima kasih kepada media karena lewat media namanya menjadi besar. “Saya tidak akan jadi apa-apa tanpa media. Ya, hubungan pemain sepak bola dengan wartawan saling menguntungkan, bukan?” lanjutnya.

Hal kedua yang ia utarakan adalah kapok dengan perilaku emosional di lapangan. Ferdinand bicara realistis soal hal itu. Sebagai manusia, ia menyesal setelah berbuat salah. Tapi di sisi lain, Ferdinand tidak bisa menahan emosi dalam situasi laga yang panas, dikecewakan oleh wasit, dan mengalami kelelahan.

“Publik mengira saya bertindak anarkis, padahal tidak. Wajar kalau di pertandingan saya emosi karena beberapa sebab. Tapi saya akan berusaha untuk mengurangi perangai buruk,” katanya.

Selama dua jam menjalani sidang Komdis, Ferdinand tidak merasa tertekan. Menurut dia, Komdis Piala Jenderal Sudirman, yang salah satunya diwakili Yeyen Tumena, lebih sering mengajak diskusi dan memberi wejangan. Fakta ketiga yang terungkap adalah, Ferdinand paling takut mendengar nama Hinca Panjaitan, mantan Ketua Komdis PSSI.

"Komdis Piala Jenderal Sudirman santai dan lebih enak pendekatannya. Tetapi kalau yang satu lagi (Hinca Panjaitan) saya tidak bisa ngomong apa-apa," katanya.

Hal keempat adalah, Ferdinand Sinaga berencana membuat buku, seperti seniornya, Bambang Pamungkas. "Mungkin dikerjakan setelah saya pensiun jadi pemain."

Video Populer

Foto Populer