Bola.com, Palembang - Minimnya produktivitas penyerang Sriwijaya FC (SFC) dii turnamen Piala Jenderal Sudirman lalu jadi sorotan. Dari 4 pertandingan yang dilakoni di fase grup, laskar wong kito tercatat hanya mampu mencatat dua gol melalui Titus Bonai dan Yohanis Nabar.
Bahkan saat menjadi finalis di Piala Presiden, SFC yang berstatus sebagai runner-up pun hanya mampu menorehkan 7 gol dari 7 pertandingan yang dimainkan, sebuah catatan yang tidak bisa disebut impresif.
Baca Juga
Pelatih Persija Sedih Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024, Berharap Dony Tri dan Muhammad Ferarri Ikut Away ke Malut United
BRI Liga 1: Terkena Infeksi Makanan, Biang Kekalahan PSS Sleman di Kandang Persija Jakarta
Hasil BRI Liga 1: Sempat Tertinggal, Persija Comeback Berkat Hattrick Gustavo Almeida
Advertisement
Baca Juga
Padahal Sriwijaya memiliki banyak stok penyerang. Di Piala Jenderal Sudirman selain Titus Bonai dan Yohanis Nabar, mereka masih punya Patrich Wanggai, T.A. Musafri, Osas Saha, serta Ferdinand Sinaga. Pada kenyataannya banyaknya jumlah penyerang tak sebanding dengan konversi gol. Situasi ini disadari oleh manajemen SFC yang saat ini terus melakukan evaluasi.
Guna memperbaiki persoalan produktivitas, rumor berhembus di kalangan suporter kalau SFC bakal berburu striker-striker baru. Sederet penyerang asing pun mulai dikaitkan mulai dari Pacho Kenmogne, Goran Ljubojevic, hingga Hilton Moreira mulai dikaitkan dengan klub yang bermarkas di Kota Pempek itu.
Emmanuel Kenmogne sendiri saat ini masih berlaga bersama Persija Jakarta di babak 8 besar turnamen Piala Jenderal Sudirman. Penyerang asal Kamerun itu diyakini bisa mengembalikan ketajaman Sriwijaya. Ia dinilai memiliki keunggulan dari sisi efektivitas dalam menyelesaikan peluang. Peluang merekrutnya terbuka karena ia hanya dikontrak jangka pendek oleh Tim Macan Kemayoran.
Sementara itu, Goran Ljubojevic, meski tercatat sebagai Top Scorer SFC saat Indonesia Super League 2015 lalu, namun secara tegas sudah menyatakan keenggannya untuk bermain di Indonesia bila sanksi FIFA belum dicabut dan tidak
ada kompetisi resmi.
Di sisi lain, Sriwijaya relatif lebih mudah menggaet Hilton Moreira. Ia kini berstatus free transfer karena kontraknya belum diperpanjang oleh Penang FA.
Pemain asal Brasil yang juga menjadi bagian dari skuad SFC saat merengkuh gelar juara Indonesian Super League 2011-2012 lalu ini memang tidak diperpanjang kontraknya oleh Penang FC, salah satu kontestan Liga Premier Malaysia. Bersama Beto Goncalves, eks
penyerang Persipura dan Arema Cronus, keduanya sukses membawa klub yang dilatih oleh Jacksen F Thiago tersebut promosi ke Malaysia Super League, kompetisi kasta tertinggi kompetisi di neger Jiran tersebut.
Petinggi PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Achmad Haris saat dikofirmasi soal kemungkinan mendatangkan ketiga penyerang asing di atas memberi jawaban diplomatis.
“Banyaknya masukan dari para penggemar SFC tentu menjadi masukan bagi kami. Namun hingga saat ini kami masih fokus evaluasi terhadap performa tim di turnamen PJS lalu sesuai arahan dari Presiden klub,” jelas asisten manajer SFC, Achmad Haris saat dikonfirmasi Minggu (13/12/2015) sore.
Jajaran manajemen Sriwijaya FC kini terlihat lebih berhati-hati di bursa transfer mengingat buruknya performa rekrutan anyar di turnamen Piala Jenderal Sudirman. Dua legiun asing baru yang diharapkan dapat meningkatkan performa lini depan SFC, yakni: Osas Saha dan Simone Quintieri tampil melempem. Keduanya tidak mampu mencetak gol dari 4 laga yang dimainkan, bahkan Simone Quintieri langsung pamit meninggalkan klub usai laga ketiga melawan Persija Jakarta.
Manajemen Laskar Wong Kito juga tidak mau terburu-buru merekrut pemain karena kepastian penyelenggaraan kompetisi Indonesia Super League 2016 belum jelas.