Bola.com, Palembang - Tidak hanya di sektor pemain atau pelatih, evaluasi menyeluruh yang dilakukan Sriwijaya FC saat ini pun juga menyentuh sektor apparel. Bahkan besar kemungkinan untuk musim depan, Laskar Wong Kito tidak akan menggunakan jersey Joma yang sudah memasok kebutuhan tim selama 2 musim terakhir ini.
Keputusan mengakhiri kerja sama dengan Joma, diumumkan oleh asisten manajer SFC, Achmad Haris pada Minggu (13/12) malam. Menurutnya, pihaknya kini memang tengah menjajaki komunikasi dengan sejumlah apparel di Tanah air untuk kerja sama ke depannya. Apalagi menurutnya, kontrak kerja sama dengan Joma memang sudah akan berakhir.
Advertisement
Baca Juga
“Semuanya memang masih dalam pembicaraan, SFC menginginkan apparel terbaik untuk mendukung kebutuhan tim. Dan sudah ada beberapa yang menyatakan ketertarikannya, tidak hanya memberikan perlengkapan namun juga kucuran dana,” jelasnya.
Sejak mengikuti kompetisi pada musim 2005-2006, SFC sendiri tercatat tiga kali mengganti kostum. Perusahaan kostum lokal Specs tercatat menjadi sponsor SFC di dua periode, yakni 2007-2010 serta 2010-2011. Sementara itu, Reebok menyuplai kebutuhan tim hanya semusim yakni pada era kepelatihan Ivan Kolev pada 2010-2011.
Sulitnya suporter membeli kostum asli, ditambah harga yang cukup tinggi memang membuat Joma, apparel asal Spanyol belakangan memang mendapat sorotan. Harga dua jersey asli keluaran Joma menembus harga hingga Rp 600 ribu, terasa memberatkan fans SFC, yang didominasi kalangan menengah bawah.
“Sebagai fans, tentu kami ingin membeli jersey klub kesayangan. Namun harga yang dibanderol Joma tergolong tinggi, bahkan bisa dibilang paling mahal di antara seluruh klub di Indonesia. Tentu kami kecewa, karena selama ini kami mendidik para anggota untuk membantu keuangan tim dengan membeli produk asli, tapi jika harga masih seperti itu maka akan sangat berat,” ujar Ketua Umum Singa Mania, Ariyadi Eko.
Selain masalah harga yang lebih murah, Eko pun berharap identitas jersey Sriwijaya FC ke depannya juga tetap mengusung identitas lokal dengan memasukkan unsur songket khas Sumatra Selatan.