Bola.com, Sleman - Sehari setelah kekalahan 1-2 dari Pusamania Borneo FC pada babak 8 besar Grup E Piala Jenderal Sudirman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (13/12/2015), tim pelatih Surabaya United langsung mengadakan evaluasi. Hasilnya, pelatih Ibnu Grahan menemukan beberapa kelemahan timnya di laga tersebut. Ia menuturkan kekalahan tersebut tak lepas dari kesalahan lini belakang.
Diakui Ibnu, buruknya antisipasi kiper terhadap datangnya bola menjadi penyebab kegagalan timnya di partai melawan Borneo FC. Bagi Ibnu, kesalahan kiper Jendry Pitoy sangat fatal karena dua kali terlambat bereaksi.
Namun untuk gol kedua, Ibnu menilai bukan hanya Jendry yang melakukan kesalahan, tapi juga barisan belakang. Ia menilai, tak seharusnya pemain Borneo FC, Goran Gancev berdiri bebas menerima bola.
Advertisement
Baca Juga
“Tidak ada penjagaan terhadap Goran, sehingga dia mudah menyundul bola. Parahnya, bola yang seharusnya masih dalam jangkauan kiper gagal ditepis karena reaksi kiper tidak maksimal,” tutur Ibnu.
Tak hanya lini belakang yang menjadi sorotan Ibnu. Lini tengah dan depan juga tak luput dari perhatiannya. Ibnu meyakini timnya seharusnya bisa menang jika penyelesaian akhir lini depannya lebih tajam. Dari banyak peluang emas yang diciptakan pemain Surabaya United, hanya satu yang bersarang ke gawang Borneo FC melalui kaki pemain sayap, Ilham Udin Armayn.
Gelandang muda, Evan Dimas Darmono bahkan memiliki dua peluang emas saat tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Borneo FC, Galih Sudaryono. Namun kedua kans itu tidak berbuah gol karena eksekusi Evan mampu dibaca oleh kiper lawan.
“Kami memiliki begitu banyak peluang. Kalau anak-anak lebih tenang mungkin hasilnya akan berbeda,” kata Ibnu mengeluh.
Dari sisi nonteknis, Ibnu juga melihat lemahnya mental para pemain, terutama usai gol pertama Borneo FC yang menjadikan skor imbang pertandingan 1-1. Menurut Ibnu, sangat terlihat mental pemainnya menurun drastis pasca gol itu. Ukurannya, organisasi permainan Surabaya United berubah dan kacau.
“Anak-anak seperti kehilangan semangat. Mereka juga panik dan tertekan, ini yang mengakibatkan permainan anak-anak amburadul di babak kedua. Mereka sudah keluar dari pakem permainan,” jelasnya.