Bola.com, Jakarta - Pertandingan sepak bola tak pernah lepas dari bumbu kontroversial. Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan pelaku sepak bola kerap membuat aroma persaingan sebuah pertandingan terasa lebih panas.
Saat ini perhatian publik sepak bola nasional tertuju ke ajang Piala Jenderal Sudirman. Walau bukan event resmi PSSI, persaingan turnamen yang diikuti 14 klub Indonesia Super League plus satu tim amatir PS TNI tetap terasa menegangkan.
Drama-drama di lapangan atau luar lapangan bermunculan. Bahkan tidak hanya menyangkut urusan teknik semata, tapi juga hal-hal non teknis.
Advertisement
Baca Juga
Di sejumlah kesempatan mencuat pernyataan-pernyataan berbau kontroversial, yang dilontarkan pemain, pelatih, atau bahkan penyelenggara turnamen. Bola.com merangkum sejumlah pernyataan kontroversial yang menghebohkan di sepanjang Piala Jenderal Sudirman. Berikut di antaranya:
1. Iwan Setiawan (Pusamania Borneo FC)
Iwan jadi sosok pelatih yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial. Pernyataan meremehkan tim lawan diucapkan oleh pelatih asal Aceh tersebut bagian dari psywar mengganggu psikologis lawan.
Di ajang Piala Presiden 2015, Iwan yang berstatus sebagai pelatih Pusamania Borneo FC, berulangkali menyerang pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman, dengan kata-kata cenderung meremehkan.
Bobotoh Persib yang merasa tersinggung sempat menciptakan lagu khusus buat Iwan saat Borneo FC bersua Persib di leg kedua perempat final Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang.
Ironisnya klub yang dilatih Iwan kalah 1-2 sekaligus tersingkir dari pentas turnamen. Mereka gagal ke semifinal karena kalah agresivitas gol tandang. Di pertemuan pertama di Stadion Segiri, Samarinda, Borneo FC menang 3-2.
Di Piala Jenderal Sudirman, Iwan kembali berkoar-koar melontarkan pernyataan bernada nyinyir. Selain meremehkan Persib, arsitek jebolan KNVB tersebut juga menyerang PS TNI dengan komentar-komentar negatif.
Menjelang pertandingan Pusamania Borneo FC vs PS TNI, Iwan berujar: "PS TNI hanya klub amatir. Jadi, tidak perlu dipikirkan. Jelas mereka akan sering mengalami kekalahan di Piala Jenderal Sudirman."
Ia pun sempat bersumpah akan mundur sebagai pelatih Borneo FC jika timnya kalah. Fakta pahit terjadi: PS TNI menang atas Pesut Etam lewat drama adu penalti 6-5, setelah di waktu normal kedua tim berbagi skor imbang 2-2. Seusai laga sang mentor menepati janjinya buat mundur. Ia menepi dari panggung turnamen termakan omongannya sendiri
2. Oswaldo Lessa (Pelatih Persipura)
Pelatih Persipura Jayapura, Oswaldo Lessa kecewa berat dengan kekalahan 0-1 timnya dari Arema Cronus pada laga perdana Grup E babak 8 besar E Piala Jenderal Sudirman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (13/12/2015).
Tim berjulukan Mutiara Hitam kalah dengan skor tipis gara-gara gol penalti, Samsul Arif Munip pada menit ke-11. Hasil yang diluar ekspetasi karena Persipura mendominasi jalannya laga.
Lessa menyoroti kinerja pengadil di lapangan, yang ia nilai cenderung memihak Tim Singo Edan.
3. Hasani Abdulgani (CEO Mahaka)
PSSI melontarkan tudingan bahwa ada bau pengaturan skor di fase penyisihan Piala Jenderal Sudirman. Mahaka Sports and Entertainment sebagai penyelenggara turnamen langsung bereaksi
CEO Mahaka Sports and Entertainment, Hasani Abdulgani, menantang PSSI menyodorkan bukti adanya match fixing.
Hasani meminta PSSI tidak hanya membuat wacana, tapi melaporkan ke kepolisian dan membawa ke meja hijau jika memang memiliki bukti kuat. Ia menyatakan, komentar anggota Komite Etik PSSI Haryo Yuniarto terkait dugaan match fixing amat tidak beralasan.
"Logikanya, kalau kami mau atur skor, kami akan paksakan Persib dan Bali United untuk lolos ke putaran selanjutnya. Tapi faktanya, mereka tersingkir," ujar Hasani dalam acara konferensi pers, Senin (30/11/2015) di ruang serbaguna Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Bali United dan Persib klub yang pemiliknya memiliki saham di Mahaka.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2
4. Nilmaizar (Pelatih Semen Padang)
Pelatih Semen Padang, Nilmaizar, kecewa dengan kinerja wasit, Najamuddin Aspiran, saat anak asuhnya takluk 5-7 (2-2) dari Persipura Jayapura lewat adu penalti pada lanjutan Grup B Piala Jenderal Sudirman di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (17/11/2015).
Ia menumpahkan kekecewaan soal buruknya kinerja wasit asal Balikpapan itu melalui jejaring sosial, Twitter. Nilmaizar menilai, Najamuddin telah membuat kesalahan dengan memberikan penalti untuk Persipura jelang berakhirnya pertandingan.
Sebelum penalti itu diberikan, Semen Padang unggul 2-1 berkat gol yang dicetak Irsyad Maulana (28') dan Yu Hyun-koo (37'). Satu gol Persipura dicetak Robertino Pugliara (39').
"Kontroversi setiap laga yang dipimpin wasit Najamuddin Aspiran. Hebat. Kasihan pemain, perjuangannya sia-sia karena kepemimpinan wasit," kicau Nilmaizar.
5. Bambang Nurdiansyah (Pelatih Persija Jakarta)
Pelatih Persija Jakarta, Bambang Nurdiansyah dengan percaya diri mengaku tidak gentar menghadapi PS TNI, yang tengah naik daun. Satu-satunya tim amatir yang ikut serta di Piala Jenderal Sudirman tampil trengginas di babak penyisihan. Manahati Lestusen dkk. menyampu empat laga penyisihan grup C dengan kemenangan.
Salah satu kemenangan yang sensasional kala PS TNI menggasak juara Piala Presiden, Persib Bandung 2-0. Persija berada satu grup dengan PS TNI di babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman. Sebuah komentar menarik dilontarkan Bambang jelang bergulirnya fase kedua turnamen.
"Kenapa harus takut dengan PS TNI? Kecuali AC Milan boleh kami takut. Kalo cuma PS TNI mah biasa saja," kelakar pelatih yang juga legenda Timnas Indonesia tersebut.
Banur ternyata tidak asal oceh. Dalam pertandingan kedua grup D pada Selasa (15/12/2015) di Stadion Manahan, Solo, Macan Kemayoran mengalahkan PS TNI 1-0.
Kemenangan ini terasa memilukan bagi PS TNI. Peluang lolos ke semifinal menipis, karena sebelumnya mereka kalah 1-2 dari Semen Padang.
Advertisement