Sukses


Wawancara Adam Alis: Cuma Faktor Bahasa yang Bikin Sulit

Bola.com, Al-Manamah - Pemain muda berbakat Indonesia, Adam Alis Setyano sudah empat bulan berada di Bahrain membela klub East Riffa FC. Mantan pemain Persija Jakarta tersebut menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama klub yang bermain di kasta tertinggi sepak bola Bahrain, Bahrain Premier League.

Pemain berumur 21 tahun ini menceritakan kehidupannya di Bahrain. Apa saja yang dirasakan dan dilakukan mantan pemain Timnas U-23 Indonesia di ajang SEA Games 2015 Singapura tersebut di Bahrain? Berikut kutipan wawancara pemain yang berposisi sebagai gelandang itu dengan bola.com:

Apa kesulitan selama berada di Bahrain membela East Riffa?

Kesulitan hanya soal bahasa. Saya merasakan kesulitan berkomunikasi hingga saat ini. Tidak terlalu banyak pemain yang bisa menggunakan bahasa Inggris. Kalau permainan, saya sudah beradaptasi dengan baik.

Apa yang dirasakan saat ini berada di Bahrain?

Saya merasa nyaman berada di Bahrain. Tapi, saya rindu kumpul bersama keluarga. Selain itu, saya juga rindu dengan teman-teman di Jakarta.

Kalau sedang dilanda rasa bosan, apa yang dikerjakan?

Saya biasanya berkumpul dengan teman-teman dari Indonesia. Saya kumpul dengan Ryuji Utomo dan pelatih Rudy Eka Priyambada. Biasanya kami semua makan bersama di suatu restoran. Kalau ada waktu senggang, tidak ada latihan dan pertandingan, kami juga jalan-jalan ke tempat rekreasi.

Gaji di East Riffa FC digunakan untuk apa?

Kalau penghasilan dari East Riffa hampir 70 persen saya kasih ke keluarga. Sisanya untuk kehidupan saya di sini. Kehidupan di sini tidak murah. Ada beberapa barang yang murah di Jakarta, di sini justru mahal.

Apa makanan favorit di Bahrain?

Saya punya makanan favorit di Bahrain. Namanya Ayam Tika. Gambarannya seperti ayam sayur, tapi makannya memakai roti, bukan nasi. Rasanya enak seperti ayam sayur di Jakarta. 

Ritual apa yang dilakukan sebelum bertanding?

Membaca Al-Quran. Biasaya saya melakukan itu sebelum berangkat ke stadion untuk menghilangkan rasa cemas dan setelahnya menjadi lebih nyaman.

Apa target bersama East Riffa?

Target saya tentu memberikan yang terbaik bagi tim. Saya ingin membawa East Riffa juara Bahrain Premier League. Tujuannya untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di sini.

Tertarik untuk kembali dan bermain buat klub di Indonesia?

Pasti saya akan kembali ke Indonesia. Tapi saya belum terpikir mau bermain untuk klub mana jika kembali ke Indonesia. Saya masih suka Persija Jakarta. Saya akan pulang jika keadaan sepak bola di Indonesia sudah kembali normal seperti dulu.

Punya komentar melihat sepak bola Indonesia sekarang?

Saya merasa sedih melihat kondisi sepak bola Indonesia. Kompetisi yang berhenti membuat para pemain harus mencari klub ke luar negeri demi menyambung hidup. Kalau itu jalan yang tepat. Tapi, banyak pemain yang harus rela bermain tarkam demi menyambung hidup. Itu yang bikin sedih.

Kondisi sepak bola Indonesia saat ini sangat berpengaruh bagi pemain seperti kami. Kami butuh kompetisi resmi, bukan turnamen-turnamen saja yang tidak bisa memberi kejelasan kontrak pada para pemain.

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer