Bola.com, Makassar - Meski PSM Makassar gagal jadi juara di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman, aksi Dimas Galih Pratama mendapat banyak pujian. Kiper kelahiran 23 November 1992 ini dinilai tampil baik mengawal gawang Juku Eja pada dua turnamen itu.
Dimas pun masuk dalam daftar pemain yang wajib dipertahankan manajemen PSM menghadapi kompetisi musim depan. Dimas mengaku tidak punya resep khusus untuk menjaga penampilannya agar tetap prima di lapangan.
"Hidup saya di sepak bola. Itulah mengapa sebagai kepala keluarga, saya harus kerja keras dan fokus dalam latihan maupun bertanding agar tetap jadi pilihan utama," ungkap Dimas kepada bola.com.
Menurut Dimas, keputusannya menikahi Nurul Fadilah pada 2013 sangat berpengaruh pada perjalanan kariernya sebagai pesepak bola. Dimas menepis menikah di usia muda bisa membuat karier seorang pesepak bola cepat habis.
Advertisement
Baca Juga
"Menikah di usia 21 justru membuat saya merasa punya tanggung jawab. Apalagi setelah anak pertama kami lahir dan istri saya keluar dari pekerjaannya sebagai karyawati sebuah bank di Surabaya," ujar ayah dari Iker Febrian Pratama ini.
Bagi Dimas, Nurul adalah istri yang baik dan penuh perhatian. "Istri saya orangnya cerewet. Tapi, saya memahaminya karena untuk kebaikan keluarga juga. Satu hal yang membuat saya memutukan menikahinya karena dia mau menerima saya apa adanya," jelas kiper lulusan SAD Uruguay ini.
Sebagai tulang punggung keluarga, Dimas Galih Pratama berharap kompetisi segera bergulir. Bukan turnamen seperti saat ini. "Saya yakin semua pemain berharap seperti saya. Dengan kompetisi yang berdurasi panjang kami bisa mengatur keuangan keluarga," harap eks kiper Persijap Jepara ini.
Manajemen Inter gelar rapat, 3 pemain dapat denda. Berita selengkapnya ada di sini